KONTEKS.CO.ID – Ahli sosiologi agama, Jamhari membantah adanya dugaan pengikut dari sekte tertentu terkait penyebab kematian dari sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Ahli sosiologi agama, Jamhari mengatakan, sekeluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat itu bukan penganut sekte apalagi apokaliptik.
Menurut Ahli sosiologi agama, Jamhari sekeluarga di Kalideres itu orang normal yang meninggal secara wajar.
“Mereka orang normal yang bisa meninggal secara wajar karena penyakit dan lain-lain,” ujar Jamhari, dalam keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, dikutip Sabtu 10 Desember 2022.
Dikatakan Jamhari, kesimpulan itu diambil berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan saat proses penyelidikan, termasuk terkait sekeluarga yang tertutup dan mengisolasi diri.
Kata Jamhari, hal tersebut bukan hal yang baru.
“Karena setelah dirunut, mereka memang cenderung tertutup dan mengisolasi diri. Ditambah lagi situasi pandemi,” kata Jamhari.
Dalam temuan pihak kepolisian dalam olah TKP, ditemukan buku dari berbagai agama. Namun ia meyakini hal tersebut bukanlah hal yang aneh karena bisa ditemukan dan dibeli di tempat umum.
Buku-buka agama yang ditemukan berisi tentang agama Kristen, Islam, dan Buddha.
Jamhari menyebut, buku yang paling banyak dalam temuan di lokasi yang berkaitan dengan Islam.
“Saya kira ini bukan menunjukkan bahwa mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte atau keagamaan tertentu,” jelas Jamhari.
Jamhari juga menepis keterkaitan dengan sekte tertentu terkait dengan adanya temuan tulisan mantra dalam lembaran kertas.
Dijelaskannya, tulisan mantra yang ditemukan tersebut tertulis ayat Al-Qur’an yang juga disertai minuman jeruk nipis.
Jamhari menyebut temuan tersebut merupakan ramuan obat biasa yang disertai doa-doa untuk penyembuhan keluarga.
Dikatakan, hampir semua temuan tulisan tersebut dalam bahasa Arab karena banyak menggunakan huruf Hijaiyah, selain dari banyak temuan ayat Al-Qur’an.
“Misalnya, ada satu ayat Al-quran yang diambil dari surat Yusuf yang biasanya dipakai untuk memperlancar jodoh, supaya mendapatkan kharisma aura supaya melancarkan jodoh,” jelasnya.
Lantaran itu, Jamhari menyimpulkan ritual dari keluarga tersebut bukanlah hal yang aneh lantaran orang-orang di luar sekte disebutnya juga bisa melakukan ritual seperti yang mereka lakukan.
Untuk diketahui, polisi menyimpulkan tidak ada unsur pidana dari kasus tersebut berdasarkan penyidikan polisi dan tim ahli forensik.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, tidak ditemukan motif keluarga Kalideres tewas karena pembunuhan, perampokan, atau tindak pidana lainnya.
“Kesimpulan akhir penyidikan kami, baik dari Labfor, maupun melibatkan berbagai ahli tidak ditemukan adanya peristiwa pidana yang menyebabkan kematian 4 orang di TKP tersebut,” kata Hengki Haryadi, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 9 Desember 2022.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"