KONTEKS.CO.ID – Sudah memasuki tahun ke-9 kasus tewasnya Akseyna, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) masih menjadi misteri.
Akseyna Ahad Dori nama lengkapnya, ditemukan mengambang di Danau Kenanga, sisi utara Balairung UI, Depok, Jawa Barat, pada Kamis, 26 Maret 2015 silam.
Pada Sabtu 21 Maret 2015, keluarga Akseyna menerima kontak terakhir dari Ace, panggilan anak mereka. Panggilan telepon yang ternyata jadi perpisahan terakhir sebelum kabut tragedi menyelimuti kehidupan mereka.
Tidak ada yang bisa memperkirakan bahwa lima hari kemudian, pada Kamis, 26 Maret 2015, sebuah kejadian tragis terjadi. Jasad seorang mahasiswa ditemukan terapung di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, tanpa identitas.
Setelah proses evakuasi dengan hati-hati, petugas membawa jasad ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk autopsi.
Pada Senin, 30 Maret 2015 sebuah fakta terungkap. Jasad di Danau Kenanga itu ternyata adalah Akseyna, mahasiswa jurusan FMIPA UI yang hilang tanpa jejak beberapa hari sebelumnya.
Duka mendalam melanda keluarga, tetapi juga meninggalkan pertanyaan besar, apa yang sebenarnya terjadi?
Pada 8 April 2015, pihak kepolisian awalnya menyebut Akseyna bunuh diri dengan memperlihatkan sebuah surat wasiat sebagai bukti. Namun, kejanggalan surat tersebut tidak luput dari pandangan Grafolog Deborah Dewi.
Hasil autopsi pada tanggal 14 April 2015 menambah kebingungan. Akseyna masih hidup saat berada di dalam air. Sebab terdapat pasir dan air memenuhi paru-parunya.
Juga munculnya lebam-lebam bekas benda tumpul. Kecurigaan atas keaslian surat wasiat semakin menguat dugaan pihak keluarga bahwa ini adalah kasus pembunuhan.
Resmi Kasus Pembunuhan
Perjuangan keluarga untuk keadilan menjadi semakin keras. Dirkrimum Polda Metro Jaya akhirnya secara resmi menyatakan bahwa kasus Akseyna adalah kasus pembunuhan pada 28 Mei 2015.
Namun, jalan menuju keadilan masih berliku. Meskipun penyelidikan terus berlanjut, termasuk pemanggilan saksi dan penemuan barang bukti. Hingga kini, polisi belum berhasil mengungkap fakta sebenarnya.
Dalam kegelisahan yang terus berlanjut. Sebuah cuitan muncul dari akun Twitter (kini X) @akseyna pada tanggal 13 Juli 2015 dan 15 November 2017 dan menambah lapisan baru misteri yang mengelilingi kasus ini.
Dengan terus bertambahnya kejanggalan, pendapat publik pun bergeser.
Meskipun demikian, keluarga Akseyna tidak menyerah. Pada tanggal 26 April 2021, mereka membuat petisi kepada kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan. Bahkan, pada tanggal 8 Maret 2022 atau jelang tahun ke-7 kepergian Akseyna keluarga tidak henti mengirim surat kepada Kapolri untuk mencari kebenaran.
Kini, pada tahun 2024 ketika kasus ini memasuki tahun kesembilan, pembunuhan Akseyna tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Pihak kepolisian masih belum memberikan perkembangan yang signifikan.
Akan tetapi, keluarga Akseyna tetap teguh untuk mencari keadilan. Bahkan keluarga Akseyna membuka pool informasi publik pada tanggal 14 Maret 2022. Harapannya, di antara kebisingan informasi muncul petunjuk yang membawa mereka kepada kebenaran.(Laporan Grace Ekklesia Noel-Jurnalis Magang)***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"