KONTEKS.CO.ID – Misteri pembunuhan terhadap dua wanita hingga jasadnya membusuk di Blitar akhirnya terungkap.
Ternyata, orang yang menghabisi nyawa dua perempuan majikan dan asisten rumah tangga itu juga pegawai korban.
Motif pembunuhan korban bernama Ragil Sukarno Utomo (50) dan Luciani Santoso (54) di Blitar itu adalah sakit hati.
Pelakunya, Azza Farha Dinata (21) yang tak lain anak buah korban yang nekat menghabisi nyawa kedua wanita tersebut karena sakit hati.
Pembunuah kedua wanita tersebut terjadi di shelter hewan kucing dan anjing di Jalan Sulawesi, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Sjamsul Anwar mengatakan, pelaku melakukan pembunuhan karena tidak terima mendapat upah yang tak sesuai kontrak.
“Tersangka ini kecewa dengan kontrak kerjanya yang tidak sesuai dengan kontrak pertama dengan gaji Rp3 juta. Ternyata hanya diberi Rp1 juta, itupun uang Rp1 juta tidak dikasihkan,” ujar Sjamsul, Selasa 2 Januari 2024.
Menurut Sjamsul, pelaku sempat meminta untuk keluar lantaran sudah tak nyaman bekerja di shelter hewan anjing dan kucing itu.
Namun, korban justru mengunci gerbang dan tidak memperbolehkan keluar, sehingga korban gelap mata.
“Pelaku sebenarnya kecewa dan ingin keluar dari tempat kerja tersebut, tapi tidak diizinkan keluar dari tempat kerja karena pintu gerbang dan pintu rumah dikunci,” katanya.
“Akhirnya pelaku nekat melakukan pembunuhan tersebut,” imbuhnya.
Ada Puluhan Bekas Luka di Tubuh Korban
Sebelumnya, temuan dua mayat perempuan bersimbah darah di rumah Jalan Sulawesi, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, membuat heboh, Senin 1 Januari 2024.
Bahkan, mayat keduanya sudah membusuk.
Kedua mayat perempuan di Blitar tersebut merupakan majikan dan asisten rumah tangga (ART).
Majikan atau pemilik rumah bernama Ragil Soekarno Utomo atau Erlin. Sementara, ART atas nama Luciani.
“Dari pemeriksaan terhadap dua jenazah, ada ditemukan beberapa luka di daerah kepala. Baik di kepala belakang dan daerah rahang,” ujar Spesialis Foreksi RS Bhayangkara Kediri, dr Tutik Purwanti kepada wartawan di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, Selasa 2 Januari 2024.
Menurut Tutik, di dua jenazah itu terdapat bekas luka di daerah kepala yang terindentifikasi luka akibat benda tumpul dan tajam.
Kata Tutik, jumlah bekas luka korban korban ART atas nama Luciani berjumlah 20.
Sedangkan untuk korban Ragil Soekarno Utomo atau Erlin, alias Sinyo terdapat sekitar 7 luka pukul.
“Ada (pukulan) dengan benda tajam dan benda tumpul, itu dari identifikasi luka,” ujarnya.
Tutik menyebut, tidak ada luka lain di tubuh korban. Namun, pembusukan pada dua mayat tersebut dan menurut perkiraan telah tewas sekitar sepekan.
Selengkapnya silakan simak di sini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"