KONTEKS.CO.ID – Dalam dunia KPop yang seringkali dipenuhi dengan citra sempurna dan standar yang tinggi, hadirnya Big Ocean mengubah paradigma tersebut.
Boy grup Big Ocean ini tidak hanya meraih perhatian sebagai grup tuna rungu pertama di KPop, tetapi juga memperkenalkan inovasi dengan menyanyi menggunakan Bahasa Isyarat.
Di balik kemampuan mereka yang luar biasa, terdapat kisah inspiratif dan fakta menarik dari boy grup Kpop tuna rungu pertama, Big Ocean yang patut untuk kita ketahui.
1. Keberanian Big Ocean Menghadapi Tantangan
Boy grup KPop ini terdiri dari tiga anggota yaitu Park Hyun jun, Lee Chanyeon, dan Kim Jiseok. Mereka semua mengalami gangguan pendengaran sejak usia muda, namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk mengejar impian menjadi penyanyi.
Dengan menggunakan implan dan alat bantu dengar, mereka membuktikan bahwa ketidakmampuan bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita.
2. Perjalanan Big Ocean Sebelum Terkenal
Sebelum menjadi idol, ketiga anggotanya memiliki latar belakang yang beragam. Park Hyunjin dulu bekerja di kafe dan memiliki saluran YouTube yang mengangkat kesadaran tentang hidup dengan gangguan pendengaran.
Lee Chanyeon adalah seorang audiolog di rumah sakit, sementara Kim Jiseok adalah seorang pembalap ski dan model.
Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk meraih impian, terlepas dari latar belakang mereka.
3. Debut Big Ocean yang Bermakna
Boy grup Kpop ini memperkenalkan diri mereka kepada dunia pada tanggal 20 April 2024, pada saat yang sama dengan perayaan Hari Penyandang Disabilitas di Korea.
Hal ini tidak hanya menjadi langkah penting bagi mereka sebagai grup tuna rungu pertama, tetapi juga menjadi perayaan atas kemampuan dan kontribusi mereka dalam industri musik.
Dengan menandai hari itu sebagai awal perjalanan mereka, boy grup KPop ini berkomitmen untuk meruntuhkan stigma dan prasangka terhadap orang-orang dengan disabilitas.
4. Inovasi dalam Musik
Grup ini tidak hanya menyanyi dengan suara mereka, tetapi juga dengan gerakan Bahasa Isyarat.
Mereka memperkenalkan genre baru yang mereka sebut sebagai S-Pop (sign language pop), yang menggabungkan Bahasa Isyarat Korea, Amerika, dan Internasional ke dalam penampilan mereka.
Langkah ini tidak hanya memberikan representasi bagi komunitas tuna rungu, tetapi juga membuka jalan untuk inklusivitas dalam industri musik.
5. Teknologi Pendukung
Dalam persiapan mereka, boy grup KPop ini menggunakan teknologi canggih untuk membantu mereka berlatih dan merekam musik.
Mereka menggunakan visualisasi saat berlatih untuk membantu mereka mempertahankan irama, dan teknologi AI untuk memadukan suara mereka dengan sempurna.
Selain itu, mereka juga menggunakan perangkat khusus yang membantu mereka tetap berada dalam irama saat tampil di atas panggung.
Dengan semangat pantang menyerah dan inovasi yang mereka bawa, boy grup KPop tidak hanya menjadi inspirasi bagi para penyandang disabilitas, tetapi juga bagi semua orang yang bermimpi meraih sesuatu di dunia ini.
Melalui musik dan gerakan Bahasa Isyarat, mereka tidak hanya menyuarakan lagu-lagu mereka, tetapi juga harapan dan impian mereka untuk dunia yang lebih inklusif dan penuh inspirasi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"