KONTEKS.CO.ID – Jiang Zemin, yang memimpin China memasuki abad ke-21, meninggal dunia, Rabu 30 November di Shanghai.
Kekhawatiran terhadap kesehatan Jiang Zemin yang berusia 96 tahun itu muncul karena ketidakhadirannya di kongres Partai Komunis ke-20 bulan lalu.
Jiang Zemin memimpin Partai Komunis dari tahun 1989 hingga 2002 dan merupakan pemimpin nasional pertama sejak Mao Zedong yang bukan bagian dari generasi pejuang revolusioner Mao.
Dia secara luas dianggap sebagai kandidat kompromi untuk menggantikan Deng Xiaoping, yang istilah reformisnya dirusak oleh protes massa di Lapangan Tiananmen dan tindakan keras pemerintah setelahnya.
Dilansir RT, di bawah kepemimpinan Jiang Zemin, China melanjutkan kemajuannya menjadi kekuatan ekonomi dan politik.
Ia mengawasi aksesi China kala bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001 dan penyerahan Hong Kong ke China pada 1997.
Kota ini telah menjadi koloni Inggris selama hampir seabad akibat Perang Candu.Â
Beijing berjanji untuk mempertahankan pengaturan “satu negara, dua sistem” setelah kembalinya wilayahnya.Â
Skema tersebut memungkinkan Hong Kong untuk mempertahankan sebagian besar pemerintahan sendiri dalam urusan dalam negeri, sambil menyerahkan masalah pertahanan nasional dan kebijakan luar negeri kepada pemerintah pusat.
Jiang mengundurkan diri dari posisi kepemimpinannya selama beberapa tahun sejak tahun 2002 dan seterusnya, memberi jalan bagi pemerintahan Hu Jintao.Â
Poin plus Jiang adalah mengawasi transisi kekuasaan yang damai, berbeda dengan pergeseran yang lebih kacau yang terlihat sebelumnya dalam sejarah modern China.
Penampilan publik terakhir negarawan itu adalah pada Oktober 2019, ketika dia berdiri di samping Presiden Xi Jinping dan pejabat lainnya selama parade yang menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China.Â
Menurut obituarinya, dia berjuang melawan leukemia dan menderita kegagalan banyak organ sebelum kematiannya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"