KONTEKS.CO.ID – Hacker Bjorka mencuri 3,2 miliar data aplikasi PeduliLindungi. Pernyataan Kementerian Kominfo dan BSSN tentang perlindungan data di aplikasi pun dipertanyakan.
Dugaan kebocoran data terungkap setelah hacker Bjorka menjual 3,2 miliar data pribadi pengguna PeduliLindungi ke situs black-market Breached Forum.
Penjualan data PeduliLindungi oleh Bjorka diungkap pakar keamanan siber, Teguh Aprianto. Dia mendistribusikan tangkapan layar thread Bjorka di situs Breached Forum.
“Kominfo dan BSSN:’Data di Peduli Lindungi aman karena keamananya berlapis dan dienkripsi’,” cuit Teguh di akun Twitter @secgron, dikutip Rabu, 16 November 2022.
“Sekarang sebanyak 3,2 milyar data pribadi kita semua di Peduli Lindungi bocor dan ternyata tidak dienkripsi. Sudahlah tak kompeten, pelanggar hukum dan penipu pula,” kritiknya.
Dalam thread-nya tanggal 15 November 2022, pukul 13.42 WIB, di Breached.to, hacker Bjorka menyatakan berhasil mengunduh data 3.250.144.777 pengguna PeduliLindungi. Kapasitas data yang diunduh sebanyak 157 GB.
Dia pun menjelaskan aplikasi yang datanya dibobol. “PeduliLindungi adalah aplikasi resmi pelacak kontak Covid-19 yang digunakan untuk melacak kontak secara digital di Indonesia. Aplikasi ini dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bekerja sama dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian BUMN, dan Telkom Indonesia,” jelasnya tentang kevalidan data yang dijualnya.
Black hacker paling dicari di Indonesia itu mengutarakan, data 3,2 miliar pengguna PeduliLindungi bermaterikan nama, email, nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, tempat tanggal lahir, ID perangkat, status Covid-19, riwayat checkin, riwayat pelacakan kontak, kartu vaksin, serta banyak lagi lainnya.
Sebelum menjual data PeduliLindungi, Bjorka diketahui terakhir kali mencuri data aplikasi MyPertamina. Terbilang ada 44 juta data pengguna aplikasi yang dibobol.
Pihak Pertamina pun menggandeng Telkom untuk memastikan keamanan data MyPertamina. Sayangnya, kasus dugaan kebocoran ini masih belum ada kelanjutannya dari BUMN energi tersebut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"