KONTEKS.CO.ID – Sebuah ladang di Inggris telah memperkerjakan tiga robot yang diberi misi khusus, yakni menemukan dan mematikan gulma dengan listrik sebelum menanam benih di tanah yang telah disterilkan.
Robot bernama Tom, Dick dan Harry itu dikembangkan oleh Small Robot Company. Mereka didesain untuk membersihkan lahan dari gulma yang tidak diinginkan dalam pertanian dengan bahan kimia. Sementara berat mesinnya dibuat seminimal mungkin.
CNN melaporkan, startup ini telah mengerjakan robot pembunuh gulma otonom sejak tahun 2017. Lalu April lalu meluncurkan Tom, robot komersia pertama yang sekarang beroperasi di tiga pertanian Inggris. Robot lainnya masih dalam tahap prototipe, menjalani pengujian.
Small Robot mengatakan, robot Tom dapat memindai 49 hektare (ha) sehari. Lalu mengumpulkan data yang kemudian digunakan oleh Dick, robot “pemelihara tanaman”, untuk mencabut rumput liar.
Kemudian giliran robot Harry untuk menanam benih di tanah bebas gulma. “Dengan menggunakan sistem penuh, setelah dijalankan, petani dapat mengurangi biaya hingga 40% dan penggunaan bahan kimia hingga 95%,” kata perusahaan, Minggu, 23 Oktober 2022.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, enam juta metrik ton pestisida diperdagangkan secara global pada tahun 2018. Nilainya mencapai Rp590 triliun.
“Sistem kami memungkinkan petani untuk menyapih tanah mereka yang terkuras dan rusak dari diet bahan kimia,” kata Ben Scott-Robinson, salah satu pendiri dan CEO Small Robot.
Mencabut Rumput Liar
Small Robot mengklaim telah mengumpulkan lebih dari Rp154 miliar. Scott-Robinson menyeburkan, perusahaan berharap bisa meluncurkan sistem penuh robot pada tahun 2023.
Sistem robot akan ditawarkan sebagai layanan dengan tarif sekitar Rp7 juta per hektare. Robot pemantau ditempatkan di peternakan terlebih dahulu dan robot penyiangan dan penanaman hanya dikirim jika data menunjukkan bahwa mereka dibutuhkan.
Untuk mengembangkan teknologi zapping, Small Robot bermitra dengan startup lain yang berbasis di Inggris, RootWave.
“Ini menciptakan arus yang mengalir melalui akar tanaman melalui tanah dan kemudian kembali, yang benar-benar menghancurkan gulma,” kata Scott-Robinson. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"