KONTEKS.CO.ID - Cinta seringkali datang tanpa aba-aba, tapi tidak bagi Zoya, gadis berprinsip kuat yang justru takut jatuh cinta.
Dalam film Tak Kenal Maka Taaruf, kisah Zoya menjadi potret menarik tentang bagaimana seseorang belajar membuka hati setelah lama menutup diri.
Film ini bukan sekadar drama romantis, tapi juga perjalanan spiritual yang mengajarkan makna cinta, keluarga, dan keikhlasan dalam beriman.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Bagikan 16 Ribu Laptop ke Siswa Sekolah Rakyat
Film ini diangkat dari novel “Tak Kenal Maka Taaruf” karya Mim Yudiarto, seorang penulis yang dikenal lewat kisah-kisah bernuansa religi dengan kedalaman emosional.
Melalui adaptasi ini, Mim Yudiarto ingin menunjukkan bahwa cinta tidak selalu harus dimulai dari pacaran, tapi bisa tumbuh dari niat baik dan jalan yang diridhai.
Cerita ini menggambarkan konflik batin, pergulatan prinsip, dan pencarian jati diri dalam balutan kisah cinta yang hangat dan menghibur.
Di balik layar, film ini digarap oleh Toma Margens, sutradara dengan gaya sinematik lembut dan penuh emosi.
Bersama Whida Rositama sebagai penulis naskah, keduanya sukses meramu cerita yang menyentuh tanpa meninggalkan unsur humor dan kehangatan khas film remaja Islami.
Visual yang indah dan tata musik yang lembut juga memperkuat suasana romantis sekaligus spiritual dari film ini.
Tokoh utama Zoya diperankan oleh Saskia Chadwick, mahasiswi kedokteran yang memegang teguh prinsip "menikah tanpa pacaran."
Namun, trauma masa lalu membuatnya mengidap philophobia sejenis rasa takut untuk jatuh cinta.
Ia tumbuh dengan luka akibat melihat dua kakaknya gagal dalam hubungan, sehingga menutup hatinya rapat-rapat.