KONTEKS.CO.ID – Naiknya harga BBM membuat opsi kendaraan listrik menguat. Momen ini memang tidak serta merta menjadikan penjualan kendaraan listrik naik signifikan, namun kesadaran meninggalkan bahan bakar fosil yang harganya tidak stabil mulai membuat perusahaan perusahaan besar mulai beralih ke jenis kendaraan ini.
Kendaraan listrik dianggap lebih ramah lingkungan karena menggunakan energi yang lebih bersih dan tidak menghasilkan polusi udara, sehingga dapat membantu mewujudkan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat.
Sementara dari sisi perkembangan teknologi, kendaraan listrik mendorong inovasi di bidang industri teknologi, rekayasa, dan manufaktur. Hal ini diharapkan mampu menjadikan kendaraan listrik sebagai basis ekspor kendaraan bermotor.
Akan tetapi, penggunaan kendaraan listrik juga tidak lepas dari kekurangan-kekurangannya. Infrastruktur pendukung kendaraan listrik di Indonesia belum mendukung seperti minimnya charging station, ditambah waktu pengisian yang dapat memakan waktu hingga 3-4 jam. Terlebih dukungan suprastruktur dari regulator seperti insenfit pajak belum cukup. Ditambah harga baterai kendaraan listrik yang menyamai harga membeli kendaraan listrik yang baru.
Jeli Membaca Peluang ala TOBA – GOJEK
TOBA sebagai emiten Emiten batu bara PT TBS Energi Utama Tbk berambisi dapat menjual 500 ribu unit motor listrik hingga 2025. Hal tersebut sejalan dengan rencana bisnis perusahaan melakukan diversifikasi pendapatan di bisnis hijau dengan harapan pemasukan perusahaan 50% dari sini.
Tak heran jika perusahaan yang didirikan Menko Marinves Luhut B Panjaitan ini kolaborasi bisnis dengan Gojek mendirikan perusahaan patungan Electrum dengan nilai investasi US$1 miliar.
Target perseroan diawal 2023 proses pembangunan fasilitas manufaktur telah dimulai dan groundbreaking fasilitas manufaktur untuk mulai produksi dan menjual secara komersial di 2024 terealisir.
Kenaikan Harga BBM Tidak Pengaruhi Penjualan Kendaraan Listrik
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), beberapa waktu lalu mengklaim penjualan motor listrik saat ini sudah mencapai belasan ribu unit per tahun. Dan diakhir tahun 2021 mencapai populasi 12.000 unit. Sampai Juni 2022 sekitar 19.000 unit, artinya per bulan mencapai 1.000 unit.
Tampaknya kenaikan harga BBM belum terlihat akan meningkatkan penjualan kendaraan listrik. Hal yang wajar mengingat pengumuman harga BBM naik baru dilakukan dua hari lalu oleh Presiden Jokowi. Namun kenaikan ini jelas membuka peluang luas untuk penjualan kendaran listrik, baik motor ataupun mobil.
Yang pasti tren ramah lingkungan dan kenaikan harga BBM membuat banyak industri perlahan meninggalkan bahan bakar fosil. Ekspansi emiten TOBA ke produksi kendaraan listrik menjadi gambaran atas tren ini. Padahal saat ini pendapatan terbesar emiten ini berasal dari pengerukan batu bara, bahan bakar fosil yang menjadi sumber peningkatan efek rumah kaca terbesar kedua setelah kayu. Diprediksi, pasca kenaikan harga BBM akan menjadikan kendaraan listrik lahan investasi baru para investor. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"