KONTEKS.CO.ID – Egy Maulana Vikri resmi menikahi Adiba Khanza pada hari Minggu, 10 Desember 2023, dalam upacara akad nikah di Half Pati Unus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kedatangan Egy Maulana Vikri ke lokasi akad nikah bersama sang ayah, sementara Adiba Khanza tiba lebih awal bersama Umi Pipik dan Abidzar Al-Ghifari sebagai wali nikahnya.
Dalam balutan pakaian bernuansa putih, pemain sepak bola profesional tersebut melangkah dalam prosesi akad nikah.
Bagaimana sosok Egy Maulana Vikri? Berikut adalah penjelasan terkait profil dan perjalanan karirnya dalam dunia sepak bola.
Profil Egy Maulana Vikri
Egy Maulana Vikri terkenal akrab sebagai salah satu bakat terbaik di kalangan penggemar sepakbola.
Meskipun masih muda, ia telah berpengalaman bermain di luar negeri bersama klub Lechia Gdansk (Polandia) dan FK Senica (Slovakia).
Prestasinya sebagai pemain inti Timnas Indonesia membuat namanya semakin terkenal. Keberadaannya dalam berbagai pertandingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tim nasional.
Lahir di Medan pada 7 Juli 2000, Egy adalah anak kedua dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Syarifuddin dan Aspiyah Asnawi.
Selain itu, darah Belanda mengalir dalam diri Egy melalui garis keturunan ayahnya. Garis keturunan Belanda ini berasal dari buyutnya, kakek dari pihak ayah Egy.
Perjalanan Karir Egy Maulana Vikri di Sepak Bola
Egy Maulana Vikri telah bergabung dengan Tasbi Soccer School Medan sejak usia 5 tahun, menunjukkan minat awalnya dalam dunia sepakbola.
Bakatnya semakin terasah ketika ia bermain untuk Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI) Sumatera Utara dalam Grassroots Indonesia U-12 Tournament 2012 di Tangerang Selatan. Klubnya meraih gelar juara, dan Egy menjadi top scorer dengan 10 gol.
Egy pernah membawa nama Indonesia meraih juara Gothia Cup di Swedia 2015 dan berhasil menjadi pemain terbaik kelompok U-15.
Bergabung dengan klub Persab Brebes, ia menjadi top scorer dengan berhasil mencetak 19 gol sekaligus membawa timnya juara Piala Soeratin 2016.
Tahun 2017, Egy meraih Jouer Revelation Trophee sebagai pemain paling berpengaruh di tim, penghargaan ini hanya untuk satu pemain setiap tahun.
Bahkan, ia menjadi satu-satunya pemain di Turnamen Toulon yang mendapatkan Jouer Revelation Trophee meskipun timnya tidak lolos fase grup.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"