KONTEKS.CO.ID – Aktor terkenal, Idris Elba, mengungkapkan bahwa ia telah menjalani terapi selama setahun terakhir. Ini untuk mengatasi “kebiasaan buruk” yang telah memengaruhi hidupnya.
Dalam wawancara di podcast “Changes with Annie Macmanus,” aktor berusia 51 tahun itu mengungkapkan bahwa perubahan ini telah memengaruhi neuropathway di otaknya.
Idris Elba menjelaskan bahwa ini bukan tentang kurang menyukai dirinya sendiri, melainkan tentang kebiasaan buruk yang telah terbentuk dalam hidupnya.
Penyebab Kebiasan Buruk Idris Elba
Mengutip laman pagesix, industri hiburan sering kali memperkuat kebiasaan-kebiasaan Idris Elba.
Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang “workaholic” yang terlalu sibuk dengan proyek-proyeknya, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kesejahteraannya.
Ia menyadari bahwa keseimbangan dalam hidup adalah kunci, tetapi dalam industri tempatnya bekerja. Ia juga merasa bahwa pekerjaan keras dihargai lebih tinggi daripada waktu bersama keluarga.
Perubahan ini juga memicunya untuk mencari aktivitas yang dapat membantunya bersantai, bukan hanya bekerja.
Pengalaman Masa Kecil
Idris mencatat bahwa perubahan ini sebagian besar berkaitan dengan pengalaman masa kecilnya. Ia juga mengakui bahwa meskipun ia ingin mencari waktu untuk bersantai, pekerjaannya sering kali memberinya rasa relaksasi.
Pesan utama dari wawancara ini adalah bahwa Idris Elba sedang berusaha mencapai keseimbangan antara pekerjaan yang padat dengan kehidupan pribadi yang lebih santai.
Karier Idris Elba
Aktor asal Inggris yang terkenal karena beragam peran film dan televisi ini, telah membangun karier yang mengesankan. Dengan penampilan menonjol dalam serial TV seperti “Luther” dan “The Wire”, serta film-film sukses seperti “Mandela: Long Walk to Freedom” dan “Thor.”
Selain itu, Elba juga terkenal sebagai seorang DJ, produser musik, dan pemain musik, menunjukkan keberagaman bakatnya.
Ia telah meraih berbagai penghargaan dalam karier yang terus berkembang, dan terus menjadi salah satu aktor paling terhormat di industri hiburan internasional.
Ia menyadari pentingnya menyeimbangkan aktivitas yang membuatnya merasa rileks di luar pekerjaannya, karena keseimbangan adalah kunci untuk kebahagiaan dan kesejahteraan yang sejati.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"