KONTEKS.CO.ID – Lagi-lagi Coki Pardede menuai sorotan. Leluconnya jadi sorotan, apalagi kali ini candaannya menyerempet soal agama.
Coki Pardede dituding menertawakan kisah Nabi Ibrahim dalam satu video YouTube Majelis Lucu Indonesia (MLI).
Bahkan, Ustaz Hilmi Firdausi mengunggah video di akun Twitter-nya yang menampilkan Tretan Muslim, Coki Pardede, dan Adriano Qalbi, tiga komika terkenal, sedang berbincang-bincang.
Mulanya Adriano Qalbi memberikan ucapan yang langsung menimbulkan reaksi berlebihan dari Coki Pardede.
“Apa prank terparah di muka bumi?” tanya Adriano Qalbi dalam Instagram milik Ustaz Hilmi Firdausi.
Coki Pardede dan Tretan Muslim mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
“Nggak tahu, menyerah,” kata Coki Pardede.
Adrian Qalbi yang ada di sana langsung menjawab pertanyaan tersebut.
“Nyuruh sembelih anaknya sendiri, tapi nggak jadi,” tutur Adriano Qalbi seraya tertawa.
Mendengar jawaban tersebut, Coki Pardede langsung tertawa ngakak. Sedangkan Tretan Muslim berusaha menahan tawanya.
Meskipun video itu adakah video lama dan sudah dihapus tapi netizen masih terus membullynya. Media sosialnya dibanjiri sumpah kutukan netizen.
MLI sudah memberikan klarifikasinya terkait tudingan bercanda soal agama yang ditujukan kepada Coki Pardede.
Patrick Effendy, Co-founder sekaligus CEO Majelis Lucu Indonesia, menyebut bahwa sejak awal topik bercanda soal Nabi Ibrahim itu bukan datang dari para komedian. Topik itu justru datang dari penonton MLI di YouTube.
“Konten Battle Dark Jokes itu juga nggak ada yang dari anak-anak, itu materi dari penonton, semua dari penonton yang dibacakan oleh Adri, dan Coki dan Muslim jangan bereaksi,” kata Patrick Effendy saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Rabu, 5 Juli 2023.
“MLI itu tidak pernah punya niat untuk membercandakan agama, sama sekali nggak ada. Justru kita ada karena ada perbedaan, politik identitas segala macem, ini jadi suatu macam gorengan untuk pertikaian,” sambungnya.
Coki Pardede Mengaku Sudah Biasa Dibully
Sedangkan Coki Pardede tidak mempermasalahkan bagaimana masyarakat bereaksi terhadap candaan tersebut.
Coki Pardede menyebut bahwa kontroversi, pro, dan kontra memang sudah jadi bagian dari media sosial.
“Kalau buat gue nggak apa-apa, itu bagian dari sosial media sendiri, itu risiko,” ucap Coki Pardede.
Dia sendiri heran mengapa video tersebut bisa viral setelah tiga tahun berlalu. Ia mengira masalah bukan ada dalam video tersebut, tetapi pada orang yang kembali menaikkan video yang diketahui sudah lama dihapus dari channel YouTube Majelis Lucu Indonesia.
“Bila itu suatu saat dinaikkan kembali, permasalahannya bukan di kita, tapi yang naikin ada masalah apa,” ujar Coki Pardede.
Coki paham dengan liarnya media sosial. Baginya siapapun tidak akan bisa mengontrol hal tersebut.
“Menurut gue setiap orang punya hak untuk menginterpretasikan apapun yang ada di sosial media, karena sosial media kita tidak bisa mengontrol apa yang ada disana,” tegasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"