KONTEKS.CO.ID – Dewi Perssik murka karena sapi kurbannya ditolak Pak RT. Dia tambah naik pitam setelah mendengar alasan penolakan Pak RT. Mediasi pun digelar. Sayangnya berakhir dengan emosi dan air mata.
Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, Dewi Perssik diminta warga untuk mediasi dengan Pak RT yang dihadiri Ustaz dan kepolisian setempat.
Namun setelah 1 jam mediasi, terdengar suara teriakan Dewi Perssik. Tak lama, dia keluar. Mediasi bubar!
Di luar Masjid tempat mediasi berlangsung, Dewi Perssik mengeluarkan segala unek-uneknya.
Dewi mengaku sempat marah kepada Pak RT karena terus-terusan dibentak hingga terlontar ucapan soal perbedaan suku.
“Kenapa tadi saya marah seperti itu, dibentak-bentak saya. Apalagi ngomong masalah ras lah yang sebelahnya ‘kita orang Betawi’. Ngga ada orang Betawi orang Madura, semua sama. Jangan pernah bicara ras, agama, ngga ada. Niat saya baik,” kata Dewi Perssik emosi.
Namun, setelah bertemu langsung dengan ketua RT dan ustadz pengurus masjid, Depe menyimpulkan adanya miskomunikasi antara pak RT dan ustadz.
Sejak awal sapi kurban miliknya datang, Depe sudah minta tolong kepada ustadz untuk menitipkannya karena kondisi di rumah Depe sedang tidak ada orang. Namun, sapi tersebut justru diterima oleh Pak RT. Menurut pengakuan Pak RT, dia tidak mendapatkan penjelasan apapun dari ustadz pengurus masjid itu soal sapi kurban Dewi Perssik.
Dewi Perssik Vs Pak RT Sering Terjadi
Dewi Perssik vs Pak RT terjadi sebagai puncak dari berbagai masalah yang lebih dulu ada. Ternyata, keduanya beberapa kali bersitegang. Dewi mengaku sering ditegur karena permasalahan parkir.
Terutama jika Dewi Perssik menggelar acara di rumahnya. Sehingga Dewi sampai pikir ulang untuk mengadakan pengajian. Beruntungnya, ada tetangga baik hati yang mau memberi lahan untuk parkir tamu pengajian.
“Saya mau bikin pengajian saja nggak berani loh, sampai dibantuin tetangga yang baik, yang mau kasih lahannya buat parkir tamu pengajian,” kata Dewi Perssik di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Juni 2023.
Menurutnya, Pak RT itu sudah lama menjabat. Selama Dewi tinggal di daerah tersebut, ketua RT-nya tidak pernah ganti. Entah mengapa, hubungan keduanya semakin memburuk.
“Dia orang lama. Selama saya tinggal di situ, RT-nya ya itu. Saya sudah hampir 4 tahun di situ. Bukan cuma masalah ini saja sih, perkara parkir juga kami sering dapat teguran,” jelasnya.
Selain masalah parkir, Dewi juga sempat ada masalah dengan Pak RT itu terkait pembagian sembako.
“Sama pak RT dulu sudah pernah bermasalah soal sembako tahun yang kemarin,” ujar Dewi. Sepertinya, mediasi harus dilakukan lagi agar dendam lama tidak semakin menumpuk.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"