KONTEKS.CO.ID – Bank Indonesia merilis data pergerakan arus uang keluar Indonesia. Disepanjang 2022 tercatat di pasar Surat Berharga Negara (SBN) outflow mencapai Rp 148,11 triliun. Sementara sejak seminggu lalu, outflow di pasar SBN mencapai angka Rp 3,80 triliun.
Outflow adalah dana asing yang lari keluar negeri. Penyebabnya karena The Fed menaikkan suku bunga acuan yang membuat investor memasukkan dananya ke perbankan Amerika Serikat (AS) karena suku bunga tinggi yang menggiurkan dan dianggap aman.
Outflow SBN
Larinya uang asing dari pasar domestik nasional sebenarmnya bukan hal yang mengagetkan, karena itu bersifat dinamis. Namun situasi global yang volatil dan dalama ancaman perang nuklir, membuat pasar keuangan dalam negeri Indonesia menjadi rentan. Terlebih kedepannya AS akan semakin agresif menaikkan suku bunga acuan.
Korban outflow tidak cuma Indonesia, banyak negara non G 7 yang merasakan dampaknya. Bahkan semakin parah jika dibarengi dengan pelemahan nilai tukar mata uang.
Per 21 September nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi 4,97% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 7,05%, Malaysia 8,51%, dan Thailand 10,07%.
Saat ini bank sentral memantau ketat perkembangan ini. “Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tutur BI dalam keterangan medianya, Senin 26 September 2022. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"