KONTEKS.CO.ID – Indonesia meminta agar kawasan Eurasia mempererat hubungan dagang, untuk itu penandatanganan persetujuan perdagangan bebas (FTA) harus segera dilakukan agar kerja sama Indonesia Eurasia berjalan.
Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU) yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia dan Kyrgyzstan tengah getol menjalin hubungan lebih erat dengan negara-negara diluar Eropa karena eskalasi konflik di kawasan tersebut. Kerjasama Indonesia Eurasia tak heran menjadi penting, karena Indonesia dapat menjadi pintu masuk ke Asia Tenggara.
Saat bertemu dengan Anggota Dewan-Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Commission/EEC) Sergei Glazyev di Jakarta, Jumat 27 Januari, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengapresiasi peluncuran Perundingan IEAEU-FTA yang menjadi momentum bersejarah meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi.
Sebelumnya, perundingan IEAEU-FTA diluncurkan secara resmi oleh Menteri Perdagangan RI dan Anggota Dewan Menteri Perdagangan EAEU pada 5 Desember 2022 lalu secara daring.
Saat ini kedua pihak masih menyusun draf kerangka acuan perundingan IEAEU-FTA. Perundingan putaran pertama direncanakan dilaksanakan pada kuartal pertama 2023 dan ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.
Beberapa cakupan isu perundingan dalam IEAEU-FTA meliputi perdagangan barang, aturan asal barang (rules of origin), pengamanan perdagangan (trade remedies) prosedur kepabeanan fasilitasi perdagangan (customs procedure and trade facilitation), sanitasi dan fitosanitasi, hak kekayaan intelektual, hambatan teknis untuk perdagangan, persaingan usaha, serta perdagangan digital.
Pada pertemuan tersebut, kedua menteri juga membahas Indonesia-EEC Joint Working Group (JWG).
Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, Indonesia dan EEC memiliki Nota Kerja Sama untuk membentuk JWG sebagai forum diskusi tentang kerja sama teknis dalam rangka peningkatan perdagangan dan investasi.
“Indonesia menyambut baik berbagai inisiatif dalam rangka mengoptimalkan potensi hubungan ekonomi bilateral, sangat penting bagi kedua pihak untuk menyelesaikan perundingan secepatnya,” ujar Mendag
Pada periode Januari—November 2022, total perdagangan Indonesia dan EAEU mencapai USD 4,0 miliar, naik 32,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pada 2021, perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 3,33 miliar.
Pada periode ini, ekspor Indonesia ke EAEU tercatat sebesar USD 1,52 miliar sedangkan impor Indonesia dari EAEU tercatat sebesar USD 1,82 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke EAEU di antaranya minyak kelapa sawit, minyak kelapa kopra, karet alam balata, alas kaki kulit, serta margarin. Sementara impor Indonesia dari EAEU di antaranya pupuk mineral/kimia (kalium), produk setengah jadi besi baja, paduan fero, batu bara briket, dan pupuk mineral/kimia (nitrogen).
Pada 2021 EAEU menempati posisi ke-30 sebagai sumber investasi asing langsung (FDI) Indonesia dengan nilai investasi USD 23,2 juta yang terdiri dari 214 proyek. Nilai ini meningkat 404,49 persen dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar USD 4,6 juta. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"