KONTEKS.CO.ID – Penguatan sektor manufaktur akan dilakukan Kementerian Perindustrian dengan menggulirkan beberapa program strategis, antara lain melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil sebagai upaya mengakselerasi peningkatan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di pasca-pandemi Covid-19.
“Upaya ini menjadi bagian juga dari implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 melalui pemberian insentif investasi mesin dan/atau peralatan yang lebih modern, lebih efisien dan hemat energi serta lebih ramah lingkungan,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa 27 Desember.
Hal ini seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, proyeksi sektor industri manufaktur akan tumbuh sebesar 5,01 persen pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh antara 5,1-5,4 persen.
Terkait penguatan sektor manufaktur, program yang akan dijalankan yaitu meningkatkan rasio penggunaan susu segar dari peternak dalam negeri.
Tujuannya guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
“Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan dan penguatan program kemitraan yang saling menguntungkan antara industri pengolahan susu dengan koperasi atau peternak sapi perah lokal,” tutur Agus.
Berikutnya, pada tahun 2023, Kemenperin menginisiasi pembangunan fasilitas produksi fitofarmaka yang dilaksanakan di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan Jakarta.
Pembangunan ini terdiri dari gedung fasilitas produksi fitofarmaka, peralatan proses produksi fitofarmaka, serta peralatan pendukung dan utilitas fasilitas.
Fasilitasi produksi fitofarmaka ini sejalan untuk mewujudkan kemandirian obat tradisional terstandar dan mendukung program substitusi impor. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"