KONTEKS.CO.ID – Jokowi bikin geger dunia dengan pemberlakuan moratorium ekspor bauksit yang rencananya akan diumumkan Rabu malam, 21 Desember.
Adapun langkah ini akan mulai berlaku pada Juni 2023, meski baru berlaku enam bulan lagi, namum langkah ini membuat Jokowi bikin geger dunia, terlebih ditengan situasi global yang tidak pasti.
Presiden Jokowi menyebut moratorium ekspor komoditas demi pertumbuhan hilirisasi dan menciptakan nilai tambah.
Seperti yang terjadi pada komoditas nikel, sebelum moratorium nilai ekspor bahan mentahnya hanya senilai 1,1 miliar USD, namun setelah diolah di dalam negeri nilainya melonjak ke 30 miliar USD.
“Kita ini berpuluh-puluh tahun dirugikan ekspor bahan baku mentah. Mulai dari dividen, royalti dan bukaan lapangan kerja, gak dapat apa-apa semuanya. Ini harus dihentikan,” ujar presiden, Rabu 21 Desember.
Catatan, Indonesia bukan eksportir lima besar bauksit. Saat ini pemerintah Indonesia tengah mempercepat industri pemurnian dan pengolahan bauksit menjadi alumina, seperti di Kalimantan Barat.
Bauksit jika diolah kembali akan menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) yang mampu hasilkan ingot. Hilirisasi ini akan membuat industri turunan bauksit tumbuh pesat, seperti industri kabel, pipa, alat rumat tangga, konstruksi, furnitur, alat olah raga, otomotif dan industri aviasi.
Pengolahan bauksit didalam negeri juga menghasilkan chemical grade alumina bahan baku untuk pemurnian air, kosmetika, farmasi, keramik dan plastic filler.
Pertumbuhan industri antara dan turunan dari bauksit dipastikan menciptakan serapan besar tenaga kerja, meningkatkan ekonomi daerah dan pendapatan devisa, serta benefit lainnya.
Presiden mengaku tidak takut jika pelarangan ini akan kembali digugat ke WTO. Indonesia geram dengan Uni Eropa dan WTO yang melarang Indonesia melakukan moratorium ekspor bahan baku mentah dan hilirisasi domestik. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"