KONTEKS.CO.ID – Dollar AS pada penutupan perdagangan mata uang mengalami penguatan. Padahal beberapa hari belakangan mengalami penurunan mesti tidak terlalu dalam. Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi penurunan sebelumnya terjadi karena kebimbangan investor dengan langkah The Fed yang terus mengerek suku bunga. Investor kuatir hal ini akan mentrigger resesi.
Dollar AS yang hari ini menguat karena pasar melihat optimisme atas kebijakan pemerintah China yang melonggarkan pembatasan Covid-19. China menunjukkan sinyal pelonggarannya dalam beberapa waktu mendatang.
Faktor eksternal lainnya yang membuat Dollar AS menguat karena penurunan ekonomi Eropa tidak seburuk yang dikhawatirkan sebelumnya. Bank Sentral Eropa akan meninjau kebijakan pada 15 Desember. Bank of England menetapkan kebijakan pada hari yang sama.
Faktor dalam negeri Indonesia juga menunjukkan hal positif. Pertumbuhan ekonomi 2023 membuat kegairahan dalam dunia usaha. Ketidakpastian ekonomi global berdampak tipis pada Indonesia. pertumbuhan ekonomi dunia yang tahun ini diperkirakan sebesar 3 persen akan mengalami penurunan menjadi 2,6 persen pada tahun 2023. Bahkan pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan diprediksi dapat anjlok menjadi 2 persen. Skenario global ini berpotensi jadi ancaman bagi Indonesia, sehingga memberikan berbagai macam ketidakpastian ekonomi untuk tahun depan.
“Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 16 poin. Sedangkan untuk perdagangan esok, Jumat 9 Desember, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.600 – Rp. 15.670,” tutup Ibrahim. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"