KONTEKS.CO.ID – Mengatasi tren penurunan harga komoditas, emiten Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) akan mengandalkan efisiensi biaya agar kinerja keuangan perusahaan kinclong pasca per Kuartal III-2022.
Situasi ekonomi globbal yang saat ini dibayang bayangi resesi turut berdampak pada komoditas yang menjadi andalan pendapatan perusahaan. “Tahun ini banyak faktor eksternal yang diluar kendali kami yang memengaruhi kinerja keuangan korporasi. Atas hal tersebut, kami coba fokus pada peningkatan pendapatan dan efisiensi kinerja pada 2023,” demikian diungkapkan Direktur ZINC, Evelyne Kioe, akhir pekan lalu dalam keterangan resminya.
Untuk diketahui, pada Kuartal III-2022 laba bersih ZINC senilai Rp12,95 miliar atau anjlok 80 persen (year-on-year).
Penurunan laba ini terutama dipengaruhi oleh pendapatan perseroan selama sembilan bulan pertama di 2022 yang melorot 11 persen (y-o-y) menjadi Rp551,81 miliar.
Biang kerok penurunan ini adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang berdampak pada harga komoditas, sehingga penjualan dan laba bersih mengalami koreksi.
Faktor lainnya seperti kenaikan biaya operasional akibat naiknya harga BBM. “Medan pertambangan yang berat membutuhkan pasokan BBM yang konsisten dan harga yang melambung tinggi sejak awal tahun ini telah menggerus kinerja perseroan secara signifikan”.
Pengoperasian pabrik smelter konsentrat timbal berkapasitas 40.000 ton yang tengah dikebut menjadi andalan ZINC untuk meningkatkan pendapatan tahun buku 2023. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"