KONTEKS.CO.ID – Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap bertujuan meningkatkan porsi EBT 23 persen pada 2025 dan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Salah satu yang dilakukan adalah mendorong pemakaian pada sektor rumah tangga, ekowisata, sektor industri maupun bangunan komersial dan sosial.
“PLTS Atap merupakan salah satu program yang didorong untuk mengisi gap pencapaian target bauran energi terbarukan, juga menjadi solusi pemanfaatan energi terbarukan di perkotaan yang lahannya terbatas dan memberikan peluang bagi seluruh masyarakat untuk turut berkontribusi di dalam pengembangan energi terbarukan,” tutur Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Andriah Feby Misna.
PLTS Atap menjadi salah satu program pemanfaatan energi surya, yang merupakan salah satu sumber energi terbarukan, dengan potensi yang sangat melimpah di Indonesia. Potensi energi surya mencapai 3.295 GW dengan potensi yang dimanfaatkan untuk PLTS masih sangat kecil yaitu 260 MW.
“Berdasarkan identifikasi kami, potensi PLTS Atap secara nasional mencapai 32,5 GW dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah. Pemanfaatan PLTS Atap pelanggan PLN secara nasional per Oktober 2022 mencapai 71,35 MW yang berasal dari 6.261 Pelanggan,” urai Feby.
Lebih lanjut Feby menjelaskan sektor industri adalah konsumen energi final terbesar kedua setelah sektor transportasi yaitu 264 juta SBM atau 31 persen dari total konsumsi energi nasional. Tren persaingan pasar global saat ini menuntut industri untuk menciptakan produk hijau yang proses produksinya menggunakan sumber EBT. Ekonomi kedepannya akan bertumbuh ke arah green economy yang didukung dengan adanya green industry.
“Implementasi PLTS Atap akan menjadi salah satu pilihan optimal di sektor industri karena sektor ini sangat energy-intensive dengan profil beban yang cukup merata sepanjang hari. Dengan memasang PLTS atap, pelaku industri dapat menggantikan sebagian kebutuhan listriknya di siang hari menjadi energi terbarukan sekaligus menghemat tagihan listrik,” tandasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"