KONTEKS.CO.ID – Gawat! Nilai tukar rupiah terhadap USD atau dolar Amerika Serikat di awal perdagangan pekan ini, Senin 7 Oktober 2024, terus terkapar semakin parah.
Kurs rupiah atau nilai tukar rupiah terjatuh hingga ke level Rp15.686 per USD. Sebelumnya rupiah sudah terjatuh dan kehilangan 201 poin (1,30%) di angka Rp15.485.
Terkait kejatuhan rupiah, Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, berpendapat, nilai USD terpengaruhi laporan data pekerjaan yang sangat kuat pada bulan September 2024.
Ini memicu para pedagang valas bertaruh bahwa Federal Reserve atau BI-nya AS akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin.
“Data ekonomi AS yang membaik dan komentar agresif dari Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Senin, yang menolak ekspektasi pemotongan suku bunga besar dan berkelanjutan. Itu menyebabkan pedagang mengurangi taruhan pada pengurangan 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, yakni 6-7 November,” kata Ibrahim pada risetnya, Senin 7 Oktober 2024.
Peluang tersebut benar-benar hilang setelah data hari Jumat. Kini, pedagang meramalkan tidak ada peluang pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin, turun dari 31% sebelumnya pada hari Jumat dan 53% sepekan yang lalu, merujuk analisis FedWatch Tool milik CME Group.
Nilai Rupiah Terhadap Dolar AS Dipengaruhi Perang Iran vs Israel
Sementara pengurangan 25 basis poin mereka nilai hampir pasti bakal terjadi. Mereka juga melihat ada kemungkinan kecil bahwa Fed bakal membiarkan suku bunganya tak berubah.
Ditambah adanya laporan hari ini yang menyebut roket Hizbullah menghajar Kota Haifa. Israel pun menyerang target Hizbullah di Libanon dan Jalur Gaza pada hari Minggu, seusai Iran meluncurkan serangan rudal berjumlah besar ke wilayah Israel.
Israel sendiri sedang berpikir untuk melakukan serangan balik terhadap fasilitas produksi minyak Iran. Jika terjadi, ini dapat mengganggu pasokan minyak dunia dan menuju eskalasi besar dalam konflik itu.
Sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 sebesar USD149,9 miliar. Atau turun tipis pascabulan lalu menorehkan rekor paling tinggi sejak Desember tahun lalu.
Capaian ini juga lebih rendah dari cadev akhir Agustus 2024 sebesar USD150,2 miliar. Posisi ini juga reletif stabil dan turun tipis karena kewajiban pemerintah membayar utang.
Merujuk data-data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya terprediksi bergerak fluktuatif. Tetapi akan kembali tertutup melemah di level Rp15.670-15.780 per USD. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"