KONTEKS.CO.ID – Baru-baru ini pemerintah merencanakan intuk membentuk Wealth Management Consulting (WMC) atau family office.
Family office memungkinkan konglomerat sedunia untuk menanamkan uangnya di Indonesia tanpa terkena pajak.
Menanggapi isu ini, Ekonom Senior INDEF Faisal Basri berpendapat bahwa pembentukan family office dapat memicu lahirnya tempat pencucian uang. Berkaca dari Singapura,
Faisal menjelaskan negara tersebut — yang mempunyai hukum baik saja, menahan diri untuk membuat family office. Sebab, Singapura tidak mau dipandang sebagai negara tempat cuci uang.
“Cukup banyak family business office itu menjadikan Singapura buat cuci uang. Jadi, mereka sekarang lebih ketat. Di Singapura yang hukumnya bagus segala macam saja, sekarang menahan diri menciptakan (family office) karena dia tidak mau lagi diperlakukan atau di-image-kan sebagai negara tempat cuci uang,” ucap Faisal, Kamis 4 Juli 2024.
Selain itu, ekonom berumur 64 tahun ini menilai rencana tersebut tidak berdampak pada pendapatan negara lantaran tidak terkena pajak.
“Terus uangnya dia remote. Jadi, makin nggak relevan. Tujuannya apa, menambah cadangan devisa? Nggak, nggak menambah cadangan devisa ya. Artinya, dia bawa uang, hari ini, besok dia bisa transfer ke mana aja, kapan saja. Saya nggak begitu paham,” jelasnya.
Kesiapan Regulasi Family Office
Apabila pemerintah tetap mengotot membentuk family office, Faisal menilai harus melihat dulu dari kesiapan aturan yang yang ada. Ia melihat kebijakan itu berpotensi punya sejumlah dampak negatif, seperti tempat cuci uang hingga judi online,
“Mereka nggak bangun pabrik datang ke sini, dana-dananya aja bisa buat cuci uang. Jangan-jangan ada judi online, narkoba, pelaku-pelakunya di luar lewat nama orang bikin family office, bisa saja seperti itu. Pertanyannya siap tidak kita? Perangkat, perundang-undangannya sudah siap tidak?” terangnya.
Rencana pembentukan family office pertama kali digaungkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Gagasan tersebut berangkat dari data The Wealth Report yang memerkirakan dalam lima tahun populasi orang kaya di Asia akan melonjak. Serta perkiraan jumlah investasi aset finansial dunia di luar negara asal, juga kemungkinan akan terus meningkat.
“Berangkat dari tren tersebut, saya melihat adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menarik dana-dana dari family office global,” ujar Luhut melalui video unggahan di Instagramnya @luhut.pandjaitan, Senin 2 Juli.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"