KONTEKS.CO.ID – Pabrik kimia asal Jerman, BASF SE, berencana menarik diri dari proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Proyek ini rencananya akan BASF kerjakan bersama grup pertambangan logam Prancis, Eramet SA.
Mengutip Bloomberg, rencana mundur dari proyek senilai USD2,6 miliar atau Rp42,72 triliun ini lantaran pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang melambat.
Alasan BASF Mundur dari Proyek Baterai
BASF menyebut bahwa ketersediaan baterai berbasis nikel yang berkualitas secara global telah meningkat sejak proyek ini dimulai.
Perusahaan tidak lagi melihat perlunya investasi sebesar itu.
Prospek kendaraan listrik telah meredup sejak tahun lalu, dengan BloombergNEF memangkas estimasi penjualan baterai kendaraan listrik menjadi 6,7 juta kendaraan hingga tahun 2026.
Dampak Perlambatan Penjualan Kendaraan Listrik
Perlambatan penjualan kendaraan listrik, terutama di Jerman, pasar asal BASF, dan Amerika Serikat jadi bahan pertimbangan utama.
Perusahaan-perusahaan seperti Volkswagen AG, Stellantis NV, dan Mercedes-Benz telah memangkas atau mengalihkan proyek-proyek baterai mereka.
Sejak 2020, BASF dan Eramet telah menandatangani kesepakatan untuk mengembangkan pabrik high-pressure acid leaching (HPAL) dan base metal refinery (BMR) di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Rincian Proyek Sonic Bay
Pabrik HPAL di Weda Bay akan mengolah bijih nikel menjadi produk antara nikel dan kobalt, sementara BMR akan memasok nikel dan kobalt untuk memproduksi precursor cathode active materials (PCAM) dan cathode active materials (CAM) untuk baterai litium kendaraan listrik.
Proyek yang bernama Sonic Bay ini rencananya akan menghasilkan sekitar 67.000 ton nikel dan 7.500 ton kobalt per tahun.
Pada April 2023, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan, sejumlah isu perizinan untuk komitmen investasi awal pembangunan pabrik bahan baku baterai listrik dari duet perusahaan Eropa, BASF dan Eramet, hampir rampung.
Bahlil bahkan mengatakan bahwa komitmen investasi keduanya dapat terealisasikan pada awal semester II/2023. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"