KONTEKS.CO.ID – Ekspor baja Indonesia berpeluang naik tahun ini. The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) berencana meningkatkan produksi baja untuk memanfaatkan peluang pasar ke Amerika Serikat.
Ketua Umum IISIA, Purwono Widodo, menyatakan bahwa perang dagang antara AS dan China membuka peluang bagi industri baja Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspornya.
Tahun lalu, ekspor baja sempat menurun akibat melemahnya permintaan dan harga baja global.
Peluang dan Kendala Ekspor Baja Indonesia
Purwono menjelaskan, pembatasan perdagangan AS terhadap produk China memberi kesempatan bagi produk baja Indonesia untuk masuk pasar Amerika.
Meski demikian, kendala seperti meningkatnya ongkos transportasi dan keterbatasan kapal masih menjadi tantangan.
Pelaku usaha berusaha mengoptimalkan penggunaan kontainer yang ada untuk mengatasi masalah ini.
Prediksi Produksi Baja
IISIA memprediksi kenaikan produksi baja sebesar 5,2% menjadi 18,3 juta ton pada tahun ini, naik dari total produksi 15,2 juta ton pada tahun 2023.
“Peningkatan produksi ini diperlukan untuk memenuhi permintaan domestik dan ekspor, terutama dengan kurs yang menguntungkan,” kata Purwono.
Sepanjang 2023, ekspor besi dan baja Indonesia mengalami penurunan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor besi dan baja (HS 72) senilai USD26,70 miliar, turun 3,94% dari tahun sebelumnya yang mencapai USD28,48 miliar.
Konflik geopolitik global dan tekanan ekonomi menjadi faktor penurunan ini.
China masih menjadi tujuan utama ekspor dengan nilai USD18,34 miliar, meski mengalami penurunan dari USD18,97 miliar pada 2022. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"