KONTEKS.CO.ID – Industri rokok di Indonesia memiliki peran signifikan dalam menopang ekonomi nasional. Ini terbukti dengan kontribusi besarnya terhadap penerimaan negara melalui Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang mencapai Rp213,48 triliun di tahun 2023.
Selain itu, industri rokok ini juga menyerap banyak tenaga kerja. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan terdapat 5,8 juta orang yang bekerja di sektor ini.
Di sisi hulu, industri rokok ditopang oleh perkebunan tembakau yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Jawa Timur menjadi provinsi dengan area perkebunan tembakau terluas, yaitu 90,6 ribu hektare.
Secara historis, tembakau masuk di Indonesia oleh kolonial Barat pada abad ke-17.
Sejak saat itu, industri tembakau terus berkembang pesat, dengan puncaknya pada tahun 1891 dengan 169 onderneming tembakau.
Dunia pun mengakui kualitas tembakau Indonesia. Ini terbukti dengan jalinan kerjasama perdagangan dengan pasar lelang tembakau Bremen di Jerman sejak tahun 1959.
Meskipun memberikan kontribusi ekonomi yang besar, industri rokok juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan.
Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah, dengan berbagai upaya untuk menekan konsumsi rokok. Seperti melalui kenaikan tarif cukai dan edukasi kesehatan.
Di sisi lain, industri rokok juga memiliki dampak positif terhadap pengembangan sumber daya manusia melalui yayasan-yayasan yang perusahaan rokok modern dirikan.
Melihat situasi terkini, industri di Indonesia masih memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Namun, perlu adanya keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Perlu regulasi dan upaya yang lebih komprehensif untuk mengendalikan konsumsinya dan memaksimalkan manfaat positif dari industri ini.
Tantangan yang Industri Rokok Hadapi:
- Kenaikan Tarif Cukai: Kenaikan tarif cukai secara berkala dapat menekan keuntungan perusahaan dan berimbas pada harga jual.
- Penurunan Konsumsi Rokok: Upaya edukasi kesehatan dan penerapan gaya hidup sehat dapat mendorong penurunan konsumsinya.
- Persaingan Global: Industri rokok global semakin kompetitif, sehingga perusahaan ini di Indonesia perlu meningkatkan daya saingnya.
- Isu Kesehatan: Dampak negatifnya terhadap kesehatan terus menjadi sorotan, mendorong regulasi yang lebih ketat untuk pengendalian konsumsi.
Masa Depan Industri:
Masa depan industri ini di Indonesia akan bergantung pada bagaimana industri ini mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan yang ada.
Inovasi produk, diversifikasi bisnis, dan komitmen terhadap tanggung jawab sosial menjadi kunci untuk keberlanjutan industri ini.
Di sisi lain, pemerintah perlu terus mencari keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Regulasi yang efektif dan edukasi kesehatan yang gencar menjadi kunci untuk mewujudkan industri ini yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"