KONTEKS.CO.ID – Harga batu bara melemah setelah dua hari lonjakan yang cukup signifikan. Penurunan harga ini terpicu oleh aksi profit taking dari pelaku pasar.
Pada perdagangan kemarin, Rabu, 8 Mei 2024, harga batu bara ditutup di posisi USD145,4 per ton. Ini mengalami penurunan sebesar 0,82%.
Pelemahan ini menjadi kebalikan dari dua hari sebelumnya, di mana harga batu bara menguat sebesar 0,83%.
Sebelumnya, harga batu bara terus merangkak naik dari USD138,6 per ton pada 29 April 2024 menjadi USD145,4 per ton pada hari sebelumnya.
Setelah dua hari kenaikan harga, pelaku pasar memilih untuk mengambil keuntungan.
Lonjakan harga batu bara sebelumnya terjadi karena adanya peningkatan permintaan di Asia setelah gelombang panas melanda kawasan tersebut.
Negara-negara seperti Thailand, Filipina, Myanmar, dan India, masih bergantung pada pembangkit listrik batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik, terutama saat musim panas.
India, sebagai salah satu contoh, mengandalkan 75% produksi listrik dari batu bara. Vietnam sekitar 55%, Myanmar sebesar 50%, dan Filipina sekitar 58%.
Pemerintah India memperkirakan permintaan listrik akan mencapai puncak pada musim panas April-Juni.
Perkiraan permintaan mencapai 250 Gigawatt (GW), lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Meskipun terjadi pelemahan harga hari ini, sejumlah analis memperkirakan harga batu bara masih akan naik ke depan.
Faktor-faktor seperti lonjakan permintaan akibat gelombang panas, serta pemulihan ekonomi China dan Vietnam, menjadi alasan utama.
S&P Global menjelaskan, kenaikan harga batu bara terdorong oleh proyeksi permintaan dari China dan India.
Permintaan dari China kemungkinan akan meningkat setelah libur Hari Buruh.
Sementara India juga terproyeksikan akan melanjutkan pembelian batu bara dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat akibat suhu udara yang lebih tinggi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"