KONTEKS.CO.ID –Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menetapkan target ambisius untuk mencapai surplus pada neraca perdagangan barang Indonesia.
Dalam rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, Bappenas menargetkan surplus ini mencapai kisaran USD43,4-USD43,9 miliar pada tahun 2025.
“Stabilitas eksternal Indonesia akan semakin menguat pada tahun 2025 karena berhasil melewati periode krusial sebelumnya dengan baik, yaitu tahun politik dan transisi pergantian kepemimpinan,” tulis dokumen RKP 2025, dikutip Selasa 23 April 2024.
Ada sejumlah strategi yang kemungkinan dapat mendukung pencapaian target surplus neraca perdagangan.
Di antaranya peningkatan ekspor produk berteknologi menengah tinggi dan juga industri penyerap tenaga kerja tinggi.
Selain itu, sektor jasa dan kreatif, usaha mikro, kecil, dan menengah, serta sektor pertanian, perikanan, dan industri berbasis sumber daya alam juga harapannya dapat menjadi penopang utama neraca perdagangan.
Bappenas juga memproyeksikan penurunan defisit pada neraca jasa-jasa Indonesia menjadi sebesar USD16,2-USD15,0 miliar.
Penurunan ini terpicu dari meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Perkiraan, ini akan meningkatkan surplus pada neraca jasa perjalanan.
Selain itu, neraca pendapatan primer kemungkinan perkirakan akan mengalami kenaikan menjadi USD36,7-USD37,5 miliar. Hal ini akan digunakan untuk membiayai imbal hasil investasi asing.
Sementara itu, neraca pendapatan sekunder perkiraan akan mencatat surplus yang cukup tinggi sebesar USD5,6-USD5,9 miliar.
Surplus ini akan terdorong oleh peningkatan keterampilan dan jumlah penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang semakin kompetitif.
Bappenas juga menargetkan neraca transaksi modal dan finansial Indonesia akan mencapai kisaran USD9,2-UD10,1 miliar.
Peningkatan selaras dengan investasi langsung yang konsisten mencatat surplus.
Dengan target-target tersebut, Bappenas optimis neraca keseluruhan Indonesia akan berada pada rentang USD2,5-USD6,8 miliar pada akhir tahun 2025.
Pencapaian ini akan disertai dengan perkembangan Cadangan Devisa yang harapannya mencapai USD149,5-USD153,7 miliar.
Ini setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor, dan berada di atas kecukupan standar internasional.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"