KONTEKS.CO.ID – Indonesia tengah mengintensifkan teknologi kultur jaringan peningkatan produksi bibit rumput laut agar ambisi menjadi produsen rumput laut nomor satu di dunia mengalahkan China terwujud.
Secara iklim dan lahan amat mendukung potensi Indonesia untuk meningkatkan produksi bibit rumput laut.
“Kebutuhan rumput laut terus meningkat baik untuk dalam negeri maupun pasar ekspor. Untuk itu, terus kami kembangkan salah satunya dengan peningkatan produksi bibit rumput laut agar produksinya bisa terus ditingkatkan,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, dalam keterangan persnya, Kamis 20 Oktober 2022.
Berdasarkan data FAO 2020, Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia di bawah China dan memasok bahan baku rumput laut khusus untuk jenis Euchema Cottonii. Pengembangan bibit rumput laut merupakan hal yang sangat urgent saat ini, karena jika kualitas bibit rumput laut kurang baik akan memengaruhi kualitas dan produksinya.
“Dengan kualitas bibit yang bagus, tidak rentan, hasil lebih baik, otomatis produktivitas rumput laut bisa terus meningkat,” kata Haeru. Saat ini ada enam laboratorium kultur jaringan di 6 UPT KKP yang telah dibangun. Dengan pendirian laboratorium ini, realisasi metode kultur jaringan dapat dilakukan di laboratorium, tidak lagi bergantung pada kondisi musim.
Selain itu, metode kultur jaringan yang menumbuhkan individu baru dari potongan jaringan, akan menghasilkan bibit yang bersifat sama persis dengan induknya. Metode ini memungkinkan untuk mendapatkan bibit berkualitas sesuai dengan induknya dan membawa sifat-sifat bagus yang diinginkan.
Dengan bibit unggul yang berkualitas, produksi menjadi lebih mudah sebab didukung dengan hadirnya teknologi dan investasi yang kecil, pada akhirnya semua bisa berproduksi. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"