KONTEKS.CO.ID – Kerja sama Indonesia China akan semakin kuat ke depannya. Ini terlihat dari komitmen sejumlah penandatanganan nota kerja sama atau MoU antara kedua negara.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping menyaksikan langsung penandatangan MoU tersebut saat melakukan pertemuan bilateral di Great Hall of the People, Beijing.
Pada pertemuan bilateral ini, Presiden Jokowi mengangkat empat hal. Mulai dari kerja sama investasi hingga kerja sama antarmasyarakat.
Hal pertama yang Jokowi sampaikan adalah upaya peningkatan kerja sama investasi, terutama untuk baterai EV dan otomotif, pabrik suku cadang, kilang petrokimia, produksi baja, dan pengembangan kerja sama Halal Center.
Presiden juga mendorong tindak lanjut kerja sama pengembangan koridor ekonomi “Two Countries, Twin Parks”. Harapannya, China dapat menjadi mitra strategis dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Hal kedua yang Presiden sampaikan terkait perdagangan dan keuangan. Jokowi mengapresiasi perdagangan bilateral yang terus tumbuh dan seimbang.
“Ke depan kita perlu terus dorong pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet dan penambahan jenis produk ekspor. Seperti perikanan, pertanian dan buah tropis,” usulnya.
Mengenai kerja sama keuangan, Presiden Jokowi menyampaikan dukungannya terhadap rencana pembentukan local currency transaction melalui QR cross border untuk memfasilitasi ekspor-impor dan investasi.
Ketiga, mengenai ketahanan energi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang melakukan akselerasi penambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 60GW hingga tahun 2040 mendatang.
Ia berharap dukungan China untuk mengmplementasikan kerja sama kelistrikan kolaborasi Indonesia–China. Sebab ketahanan energi merupakan bidang kerja sama yang dapat terus terperkuat di antara kedua negara.
Keempat, Jokowi mendorong peningkatan wisatawan kedua negara. Ia menyebut sejumlah langkah, mulai dari penambahan frekuensi penerbangan langsung Indonesia–China, hingga peningkatkan beasiswa dan pelatihan vokasi bagi mahasiswa Indonesia serta implementasi kerja sama desa melalui peningkatan kapasitas kepala desa Indonesia.
Selain itu, kedua pemimpin negara juga turut bertukar pandangan mengenai situasi dunia saat ini, termasuk situasi di Gaza. Indonesia dan RRT memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya upaya untuk deeskalasi situasi dan memberikan fokus bagi isu kemanusiaan.
Setelah pertemuan tersebut, kedua kepala negara menyaksikan proses penandatanganan 10 nota kesepahaman terkait kerja sama antar kedua negara.
Nota yang tertandatangani dalam pertemuan kerja sama Indonesia China mencakup:
- Protokol tentang Persyaratan Pemeriksaan, Karantina, dan Sanitasi Veteriner Terhadap Produk Perairan Liar yang Akan Diekspor dari Indonesia ke China;
- Protokol Persyaratan Karantina dan Kebersihan Hewan Akuatik yang Dapat Dimakan dari Indonesia ke Tiongkok;
- MoU Kerja Sama Implementasi Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI);
- MoU Dialog Bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan;
- MoU Kerja Sama Pembangunan Perdesaan dan Pengentasan Kemiskinan;
- MoU tentang Pertukaran Pengalaman untuk Tata Kelola dan Pembangunan Berkelanjutan;
- MoU tentang Pembentukan Mekanisme Koordinasi Promosi Bersama Poros Maritim Global dan Belt and Road Initiative;
- MoU Pendalaman Kerja Sama Bidang Kedokteran dan Kesehatan;
- MoU Penguatan Investasi dan Kerja Sama Ekonomi; dan
- MoU Peningkatan Kapasitas dan Pertukaran serta Kerja Sama dalam Pembangunan Berkelanjutan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"