KONTEKS.CO.ID – Harga bahan baku kedelai melonjak tinggi yang membuat para perajin tahu tempe menjerit.
Di Pati, Jawa Tengah, harga kedelai tembus Rp13.000/kg, padahal sebelum pandemi harga masih Rp 8.000. Di Cipatat, Bandung Barat harga mencapai Rp13.700/kg.
Kebutuhan kacang kedelai di Kota Bandung mencapai 3.000 ton per bulan dan rata rata kacang kedelai yang dibutuhkan perajin tahu tempe mencapai 80 ton per hari.
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, harga kedelai yang tadinya hanya sekitar Rp11.000, sekarang mencapai Rp.13.000.
Perajin tahu tempe menghadapi dilema dalam menghadapi kenaikan harga. Karena meski harga kedelai naik, para produsen sulit menaikkan harga jual konsumen mengingat daya beli masyarakat masih rendah.
Tak heran jika banyak perajin yang akhirnya gulung tikar. Ini berdampak pada produksi yang diperkirakan turun 30% hingga akhir tahun ini.
Sebagai informasi, harga kedelai di dalam negeri sangat bergantung dari bursa komoditas kedelai di Amerika Serikat.
Pemerintah bukannya berdiam diri. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memutuskan untuk memperpanjang subsidi kedelai hingga akhir 2022. Hal ini dilakukan agar stabilitas harga kedelai di tingkat perajin tempe dan tahu domestik terjaga. Pemerintah memberikan subsidi kedelai senilai Rp1.000 sampai akhir tahun ini.
Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat membatalkan rencana melakukan mogok produksi pada 17-19 Oktober 2022.
“Demi menjaga kerukunan antara para perajin tahu dan tempe, maka kami memutuskan membatalkan mogok produksi tahu dan tempe pada 17 Oktober sampai 19 Oktober 2022,” kata Zamaludin. Namun pihaknya akan serentak menaikkan harga jual tahu tempe serentak pada 20 Oktober 2022. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"