KONTEKS.CO.ID – Ekspor bijih bauksit dilarang. Pemerintah ngotot untuk tetap mengharamkan perdagangan bijih bauksit ke luar negeri per tanggal 11 Juni 2023.
Larangan ekspor bijih bauksit berlaku bagi perusahaan pertambangan yang belum juga membangun hilirisasi. Yakni, dengan membangun smelter atau fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral.
Keputusan ekspor bijih bauksit dilarang ditetapkan dalam UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Spesial yang tertera pada Pasal 170 A, yakni batas penjualan mineral ke luar negeri maksimal toga tahun seusai UU Minerba dihadirkan.
“Sesuai Pasal 170 A UU Minerba, batas penjualan mineral ke luar negeri maksimal 3 tahun setelah UU Minerba diterbitkan (tahun 2020). Kita juga harus melihat sebelumnya, bahwa regulasi pengolahan di dalam negeri sudah ada aturannya untuk itu dilakukan beberapa kali relaksasi,” kata Menteri ESDM, Arifin di Gedung DPR, dilansir Sabtu 24 Mei 2023.
Dia pun mengungkap latar belakang kenapa hanya komoditas bauksit yang dilarang ekspor. Dari perencanaan pengadaan 12 smelter bauksit di Tanah Air, kenyataannya baru ada 4 smelter yang sudah mampu beroperasi. Sedangkan 8 smelter lainnya masih pada proses pembangunan.
Fatalnya, lanjut Menteri ESDM, merujuk peninjauan ke 8 proyek smelter tersebut di lapangan, ada temuan perbedaan signifikan dengan hasil verifikator independen.
Dia menyebutkan, untuk 7 lokasi smelter masih berupa tanah lapang, walaupun di laporan hasil verifikasi disebut ada kemajuan pembangunan 32-66%.
China Pengimpor Terbesar dari Indonesia
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AB3I) menyatakan, di Indonesia bijih bauksit diproduksi oleh 28 perusahaan. Jumlahnya 56 juta ton per tahun.
Sedangkan hingga saat ini, penyerapan bijih bauksit di dalam negeri hanya terserap 12 juta ton per tahun. Ini disebabkan baru ada dua smelter pengolahan bijih bauksit. Jadi masih ada 44 juta ton yang harus dilempar ke pasar luar negeri.
Untuk tujuan ekspor, bijih bauksit Indonesia banyak dikirimkan ke China. Volumenya bisa tembus hingga 30 juta ton.
“China pasar ekspor terbesar bijih bouksit Indonesia,” ungkap Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I, Ronald Sulistyanto. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"