KONTEKS.CO.ID – Serangan rudal Rusia ke permukiman Ukraina tewaskan enam warga setempat. Untuk penjelasan selengkapnya simak dalam artikel berikut.
Serangan rudal Rusia terbaru ke permukiman Ukraina merupakan serangan terbesar dalam tiga pekan terakhir.
Serangan rudal besar-besaran yang diluncurkan oleh Rusia yang menargetkan infrastruktur energi dan kawasan pemukiman di Ukraina telah menewaskan sedikitnya enam orang.
Gubernur Lviv, Maksym Kozytski, mengumumkan bahwa empat orang tewas di wilayah tersebut ketika sebuah rudal menghantam daerah pemukiman.
Gubernur Dnipropetrovsk, Serhii Lysak, melaporkan dua tewas dan dua lainnya dalam beberapa serangan rudal terhadap infrastruktur energi dan fasilitas industri.
Anggota Search and Rescue (SAR) kini giat mencari korban lainnya yang berada di bawah reruntuhan tiga bangunan yang hangus terbakar akibat peristiwa itu.
Sirene yang terpasang dapat terdengar sepanjang malam di seluruh Ukraina, termasuk di ibu kota Kyiv, tempat ledakan itu terjadi.
Sistem pertahanan juga diaktifkan di seluruh negeri, dan tidak jelas berapa banyak rudal yang mengenai target mereka atau berhasil dicegat.
Pemerintah kota mengatakan Kyiv diserang dengan rudal dan pesawat tak berawak yang menjatuhkan bom, memengaruhi infrastruktur energinya.
Di Ukraina timur, 15 rudal menghantam Kharkiv dan wilayah timur laut dan Gubernur Kharkiv Oleh Syniehubov mengatakan dia akan mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang kerusakan atau korban di kota terbesar kedua Ukraina itu.
Walikota Kharkiv, Ihor Terekhov di Telegramnya melaporkan bahwa beberapa sebagian kota mengalami ‘masalah listrik’.
Gubernur wilayah selatan Odesa, Maksym Marchenko, juga melaporkan serangan tersebut di distriknya dan mengeluarkan peringatan agar orang-orang tetap tinggal di tempat penampungan.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, yang ditempati oleh pasukan Rusia, juga kehilangan daya karena serangan rudal, menurut operator nuklir negara itu, Energoatom.
Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko, mengutuk serangan rudal itu sebagai ‘serangan biadab lainnya terhadap infrastruktur energi Ukraina’.
Serangan itu dilancarkan beberapa jam setelah Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengunjungi Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Mereka membahas perpanjangan perjanjian yang memungkinkan Ukraina mengirim biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam serta mengizinkan Rusia mengekspor makanan dan pupuk.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"