KONTEKS.CO.ID – Pemerintahan Taliban melalui perwakilan resmi Kementerian Ekonomi Afghanistan Habiburahman Habib, mengatakan pihaknya telah mencapai tahap akhir kesepakatan penyelesaian kontrak pasokan gandum, gas, dan minyak di Moscow, Rusia.
Dilansir dari Reuters, sumber di kantor Menteri Perdagangan dan Perindustrian mengatakan pihaknya tengah menyelesaikan draft kontrak terkait pembelian BBM. Saat ini tahap kesepakatan memasuki poin mekanisme pembayaran yang akan dilakukan, apakah saluran perbankan resmi atau cara lain.
Aset bank sentral Afghanistan sebesar 100 Triliun Rupiah dibekukan oleh Amerika Serikat dan sektor perbankannya terhambat oleh sanksi. Bahkan pemerintahan Joe Biden akan menggunakan aset Afganistan untuk kompensasi kepada para korban peristiwa teroris 11 September 2001. Padahal saat ini Afganistan tengah terancam bahaya kelaparan.
Jika kontrak ini ditandatangani, itu menjadi tanda banyak negara mulai terlibat dengan pemerintahan Afganistan yang saat ini dikuasai Taliban. Walaupun hampir semua negara tidak ada yang resmi mengakui pemerintahan Taliban.
Baik Rusia maupun Taliban tidak memberikan keterangan resmi atas kontrak tersebut dan nilainya pun tidak diketahui. (*)
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"