KONTEKS.CO.ID – Rusia gandakan jumlah kapal perang di Laut Hitam setelah peringatan setahun perang Rusia-Ukraina. Informasi selengkapnya ada di sini.
Rusia gandakan jumlah kapal perang mereka di Laut Hitam seturut kabar mereka akan segera melakukan serangan lebih intens dalam waktu dekat.
Militer Ukraina mengatakan bahwa Rusia menggandakan jumlah kapal aktif yang bertugas di Laut Hitam dan memperkirakan akan bersiap untuk meluncurkan lebih banyak serangan rudal.
Angkatan Laut Rusia secara teratur meluncurkan serangan rudal dari Armada Laut Hitamnya sebagai bagian dari upaya Moskow untuk menargetkan infrastruktur vital dan fasilitas pembangkit listrik Ukraina.
“Di Laut Hitam, armada kapal perang Rusia berlipat ganda pagi ini, yaitu delapan kapal,” menurut postingan militer Ukraina di Facebook pada Jumat, 24 Februari 2023.
“Berdasarkan aktivitas penerbangan musuh, ini mungkin menunjukkan bahwa serangan rudal dan pesawat tak berawak sedang dipersiapkan,” tambah pernyataan tersebut.
“Salah satu kapal itu adalah fregat yang dipersenjatai dengan delapan rudal Kalibr,” katanya.
Pekan lalu, Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan empat rudal Kalibr dari Laut Hitam, dua di antaranya berhasil ditembak jatuh.
Armada Laut Hitam Rusia berbasis di semenanjung Krimea, yang dicaplok Moskow pada 2014.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan kemarin bahwa dia berencana untuk bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, setelah Beijing menyerukan agar pembicaraan damai segera diadakan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Zelensky melakukan yang terbaik untuk mencegah pasokan senjata China ke Rusia untuk menghindari risiko Perang Dunia III.
“Saya berencana bertemu dengan Xi Jinping, ini penting untuk keamanan dunia,” tutur Zelensky.
Zelensky tidak mengatakan kapan atau di mana dia berencana untuk bertemu Jinping tetapi menyatakan harapan bahwa China akan mendukung ‘perdamaian yang adil’ dan Ukraina.
“Saya benar-benar ingin percaya bahwa China tidak akan memasok senjata ke Rusia. Itu sangat penting bagi saya,” urai Zelensky.
Kemarin, China menyerukan agar pembicaraan damai segera diadakan dan mengeluarkan rencana untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Beberapa kekuatan Barat menolak proposal tersebut dan memperingatkan hubungan dekat Beijing dengan Moskow.
Zelensky mengatakan kemarin bahwa dia yakin bahwa hanya negara-negara yang wilayahnya sedang diserang yang dapat memulai ‘inisiatif perdamaian apa pun’.
Beijing berusaha memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut, menjaga hubungan dekat dengan sekutu strategisnya, Rusia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"