KONTEKS.CO.ID – Rabu Abu ini adalah hari pertama pra-paskah yang ditandai dengan adanya penerimaan abu di dahi ataupun di kepala, dimana tanda tersebut merupakan tanda pertobatan.
Rabu Abu ini juga dikenal dengan hari pertama memasuki masa puasa dan berpantang.
Dikutip dari Usatoday, Rabu Abu yang juga dikenal dengan Hari Abu ini merupakan hari pertobatan, ketika umat Katolik dan Kristen akan mengakui dosa-dosa mereka dan menyatakan pengabdian mereka kepada Tuhan menjelang Paskah.
Rabu Abu tahun ini diperingati pada tanggal 22 Februari 2023. Dimana umat katolik yang telah berumur 18-60 tahun ini sangat diwajibkan untuk mengikuti puasa di Rabu Abu tersebut.
Rabu Abu ini akan diperingati sebagai persiapan kita sembari menyadari kesalahan dan juga bertobat dengan berpantang dan berpuasa.
Asal-Usul Rabu Abu
Terdapat pada Perjanjian Lama, abu ini digunakan sebagai lambang perkabungan, rasa penyesalan hingga rasa pertobatan umat manusia.
Pada saat itu, setelah Yunus berseru supaya orang-orang kembali kepada Tuhan dan segera untuk melakukan pertobatan.
Pada saat itu, ada sebuah kota yang bernama Kota Niniwe yang melakukan puasa serta juga mengenakan kain kabung lalu mereka akan duduk di atas abu.
Diketahui juga, jika Yesus sudah pernah menyinggung pemakaian abu yang ditujukan untuk kota yang menolak melakukan sebuah pertobatan dari dosa.
Gereja Perdana juga telah menggunakan abu ini sebagai sebuah simbolis yang serupa. Setelah itu saat memasuki abad pertengahan, semua gereja akan menggunakan abu tersebut yang menjadi tanda dimulainya masa pertobatan Pra-Paskah.
Hal itu juga yang menjadikan sebagai tanda bahwa kita sudah menyesali segala dosa yang telah kita perbuat.
Nama Rabu Abu ini asalnya dari pengolesan abu pertobatan di dahi para jemaat yang juga disertai dengan ucapan “Bertobatlah dan percayalah pada Injil” atau diktum “Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu”.
Abu yang akan digunakan saat hari tersebut telah dipersiapkan dengan cara membakar daun palem dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.
Kemudian, saat hari tersebut tiba nantinya para umat yang datang ke Gereja dahinya akan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini.
Banyak juga orang Katolik yang menganggap hari Rabu Abu ini sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang.
Dalam memperingati hari tersebut, para umat Katolik yang telah berusia 18 hingga 59 tahun ini diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang yang paling banyak satu kali dan berpantang.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"