KONTEKS.CO.ID – Usai gempa Turki, prediksi ahli bikin khawatir 20 juta warga Istanbul akan jadi korban berikutnya. Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Usai gempa Turki, warga Istanbul khawatir mereka jadi korban gempa berikutnya. Warga Istanbul mengungkapkan kekhawatiran tentang keselamatan mereka.
Itu setelah para ahli mengatakan penelitian menunjukkan bahwa gempa kuat diperkirakan akan segera melanda kota terbesar di Turki tersebut.
Saat Turki terhuyung-huyung akibat gempa paling mematikan dalam beberapa dekade, beberapa penduduk Istanbul telah mengalihkan kecemasan mereka yang semakin besar ke tempat lain – menuju gempa besar berikutnya.
“Kami hidup dalam kesusahan,” beber Aysegul Rahvanci, penduduk Istanbul seumur hidup, tentang ketakutannya akan kemungkinan gempa bumi yang kuat di kota itu. “Hidup kami sama dengan kecemasan,” imbuhnya seperti dilaporkan Al Jazeera.
Banyak orang yang tinggal di kota terbesar Turki merasakan hal yang sama dengan Rahvanci, khususnya setelah gempa besar – dengan kekuatan 7,8 dan 7,6 – pada hari Senin, 6 Februari 2023 yang menewaskan lebih dari 25 ribu (hingga Minggu, 12 Februari 2023 pagi WIB) dan melukai lebih dari 80 ribu orang lainnya di tenggara Turki.
Sementara ribuan orang lainnya tewas juga luka-luka di Suriah. Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat.
Turki seperti Indonesia sangat rawan gempa bumi, karena terletak di daerah pertemuan beberapa lempeng tektonik.
Gempa biasanya terjadi di sepanjang batas antar lempeng. Patahan Anatolia Utara, yang membagi lempeng Eurasia dan Anatolia, membentang dekat Istanbul.
Menurut Sukru Ersoy, seorang profesor geologi dari Universitas Teknik Yildiz Istanbul, pertanyaannya adalah kapan gempa kuat akan melanda Istanbul, bukan apakah itu akan terjadi.
“Dengan data yang kami miliki tentang gempa bumi masa lalu, dan melalui pemodelan tertentu, kami dapat mengatakan bahwa gempa Istanbul sudah dekat dan kami bahkan tidak akan terkejut jika kota itu dilanda gempa hari ini,” papar Sukru Ersoy seraya menambahkan bahwa tidak mungkin untuk mengetahui kapan bencana akan terjadi.
Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa ada sekitar 90 ribu bangunan yang sangat rentan terhadap gempa bumi di megalopolis Istanbul dengan populasi sekitar 20 juta orang.
Walikota mengatakan 170 ribu bangunan lainnya berada dalam status risiko sedang jika terjadi gempa kuat, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kota Istanbul.
Setelah gempa bumi Senin, 6 Februari 2023, lebih dari 6.400 bangunan dilaporkan runtuh di tenggara Turki.
Banyak korban diperkirakan masih terjebak di puing-puing bangunan yang runtuh di seluruh wilayah, karena upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan meski harapan untuk menemukan korban selamat memudar.
Tinggal di gedung baru mahal
Warga Istanbul menyaksikan berita yang datang dari tenggara Turki dengan kaget, mengetahui bahwa para ahli mengatakan gempa bumi di Istanbul sangat mungkin terjadi.
Rahvanci, yang tinggal di distrik Kadikoy dan bekerja sebagai pramuniaga, mengatakan tinggal di sebuah bangunan yang berusia sekitar 25 tahun.
“Saya tidak mampu untuk tinggal di gedung yang lebih baru karena harga sewanya sangat tinggi,” ucap pria berusia 41 tahun itu.
Zeynep Urs, yang tinggal di sebuah gedung berusia lebih dari 50 tahun di distrik Beyoglu kota, setuju, “Saya akan mempertimbangkan untuk pindah ke gedung yang lebih baru, tetapi saat ini sangat sulit untuk menemukan gedung dengan harga yang wajar.”
“Saya biasanya memercayai bangunan saya, tetapi saya tidak yakin bangunan itu dapat menangani gempa yang sangat kuat. Dan tentu saja, saya khawatir karena usia bangunan saya,” ulas Zeynep Urs.
Pemerintah meningkatkan peraturan konstruksi setelah gempa berkekuatan 7,6 melanda bagian barat wilayah Marmara Turki, di mana Istanbul juga berada, pada tahun 1999 dan menewaskan sekitar 17.500 orang.
Setelah gempa itu, kode desain seismik Turki ditingkatkan dan pada akhir tahun 2000-an, pemerintah Turki meluncurkan rencana transformasi perkotaan berskala besar untuk mengganti bangunan yang tidak aman terhadap gempa dengan bangunan baru yang diperbaiki secara seismik.
Baik Rahvanci dan Urs mengatakan bahwa bangunan mereka tidak memiliki dokumen yang diperlukan, yang disebut “laporan gempa”, yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut sejalan dengan peraturan baru yang diadopsi setelah gempa di wilayah Marmara.
Warga Kadikoy lainnya, Ugur Kumtas, mengaku sebagian mempercayai keamanan gedung tempat tinggalnya bersama keluarganya.
Konstruksi bangunan selesai pada akhir 2020 dan dibangun sesuai dengan peraturan baru, menurut Kumtas, 57 tahun, yang bekerja sebagai insinyur mesin.
“Saya merasa 80 persen aman dengan gedung tempat saya tinggal,” ujar Ugur Kumtas. “Bangunan itu mungkin rusak jika terjadi gempa bumi yang kuat, tapi saya yakin itu tidak akan runtuh,” imbuhnya.
Meski demikian, Kumtas mengungkapkan kekhawatirannya atas risiko terkena gempa di gedung lain saat dia keluar bersama keluarganya.
Ketiga warga Istanbul yang berbicara dengan Al Jazeera mengatakan bahwa mereka tidak memiliki persiapan untuk kemungkinan gempa selain memiliki tas darurat di rumah.
Menurut data resmi, terdapat 817 ribu bangunan di Istanbul yang dibangun sebelum tahun 2000, yang setara dengan 70,2 persen dari seluruh bangunan di kota tersebut.
Bangunan baru runtuh
Setelah gempa di tenggara Turki pekan lalu, beberapa bangunan yang dibangun setelah tahun 2000 runtuh. Namun, laporan mengatakan sebagian besar bangunan yang rusak dibangun sebelum tahun 2000.
Sukru Ersoy mengatakan bahwa sebagian besar bangunan yang dibangun setelah gempa bumi tahun 1999 di seluruh Turki telah sesuai dengan peraturan baru dan terdiri dari material yang lebih baik.
“Namun, korupsi tinggi di sektor konstruksi di Turki. Dan karena itu, ada pelanggaran,” urai Sukru Ersoy kepada Al Jazeera, menambahkan bahwa ini terjadi terutama selama inspeksi gedung di masa lalu.
“Dan kami melihat ini dalam gempa bumi di tenggara Turki. Beberapa bangunan baru dan mewah juga runtuh,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"