KONTEKS.CO.ID – Sebuah kapal dengan 185 pengungsi Rohingya mendarat di pantai Aceh, Minggu 8 Januari. Pendaratan ini bukan yang pertama kali setelah akhir Desember pengungsi yang putus asa di kamp pengungsian Bangladesh juga mendarat.
“Mayoritas pengungsi Rohingya yang tiba sekitar pukul 14:30 kemarin adalah perempuan dan anak-anak,” kata kepala badan bencana Aceh Besar Ridwan Jamil pada Reuters.
Ratusan Rohingya telah mencapai Aceh dalam beberapa bulan terakhir, termasuk sebuah kapal yang terdampar membawa 174 orang pada akhir Desember .
Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatakan bahwa 2022 menjadi salah satu tahun paling mematikan di laut dalam hampir satu dekade bagi Rohingya, yang telah lama dianiaya di Myanmar.
Selama bertahun-tahun banyak orang Rohingya melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Thailand dan Bangladesh, dan ke Malaysia dan Indonesia.
Nelayan di Aceh telah melihat tiga kapal yang mereka duga kuat membawa pengungsi Rohingya di perairan dekat Pulau Rondo, kantor berita negara Antara melaporkan Sabtu malam.
Hampir 1 juta Rohingya hidup dalam kondisi padat di Bangladesh, termasuk banyak dari ratusan ribu orang yang melarikan diri dari penumpasan mematikan pada tahun 2017 oleh militer Myanmar, yang menyangkal melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kelompok-kelompok hak asasi telah mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah yang meninggalkan kamp. Tidak jelas apa yang mendorong eksodus yang lebih besar, tetapi beberapa aktivis yakin pencabutan pembatasan COVID di sekitar Asia Tenggara bisa menjadi faktor penyebabnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"