KONTEKS.CO.ID – Paus Benediktus XVI menjadi pemimpin Vatikan selama tujuh tahun sepuluh bulan sembilan hari.
Paus Benediktus diangkat pada 19 April 2005 dan berakhir pada 28 Februari 2013 dengan pengumuman mengejutkan bahwa dia mengundurkan diri dari posisi Paus. Dirinya menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri sejak 600 tahun belakangan.
Meskipun kepausannya jauh lebih pendek dari pendahulunya, St. Yohanes Paulus II, Paus Benediktus telah banyak melakukan reformasi di Vatikan.
Pemerintahan Paus Benediktus bertepatan dengan periode yang sangat sulit bagi Gereja, terutama ditandai oleh krisis pelecehan seksual oleh para rohaniawan dan skandal Vati-leaks.
Dalam pidato utama di awal kepausannya, Paus asal Jerman ini mengutuk “kekotoran” di Gereja, dan ia menghadapi krisis dengan kejelasan dan tekad dan meletakkan dasar untuk reformasi yang akan dilakukan kemudian oleh Paus Fransiskus penggantinya.
Dilansir dari Vatican News, salah satu ciri khas kepausan Benediktus adalah perjuangan tanpa henti yang dia lakukan melawan momok pedofilia di dalam gereja. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan tajam jumlah imam yang diskors pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 400 kasus karena terlibat dalam kasus pelecehan seksual serta jumlah uskup yang diberhentikan karena salah urus krisis.
Angka-angka ini adalah hasil nyata pertama dari reformasi Benediktus yang disebut ” De Gravioribus Delictis “, sebuah dokumen yang berisi peraturan yang bertujuan untuk membuat penegakan hukum dan pencegahan pelecehan seksual lebih efektif.
Mengenai skandal keuangan yang melibatkan Vatikan, pujian juga harus diberikan kepada Benediktus XVI karena memulai reformasi untuk membuat pengelolaan urusan keuangan Takhta Suci lebih transparan.
Contoh kasusnya adalah Motu Proprio yang dirilis 30 Desember 2010 tentang “Mencegah dan Memerangi Pencucian Uang dan Pendanaan Teroris”.
Selama hampir 8 tahun itu, Benediktus melakukan 24 Kunjungan Apostolik ke luar negeri; berpartisipasi dalam tiga Hari Pemuda Sedunia dan Pertemuan Keluarga Sedunia dan memproklamasikan 45 orang kudus dan 855 diberkati, di antaranya pendahulunya Paus Yohanes Paulus II.
Salah satu tema utama kepausannya adalah keinginannya untuk membawa “Tuhan kembali ke pusat” di dunia di mana dia mengatakan “iman berada dalam bahaya kepunahan” (Surat kepada para uskup di seluruh dunia – 10 Maret 2009). Ia juga sering menekankan perlunya memurnikan Gereja. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"