KONTEKS.CO.ID – Lebih dari 200 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berprofesi sebagai pemetik buah di Inggris sejak Juli lalu berusaha meminta bantuan diplomatik dari KBRI Inggris.
Pasalnya para PMI ini mulai kesulitan mendapatkan pekerjaan karena musim dingin dan resesi yang melanda Inggris.
Sehingga PMI harus berutang untuk menutupi biaya hidup.
The Guardian menulis, mereka telah berbicara dengan sepasang pekerja dikirim ke sebuah peternakan di Skotlandia yang memasok buah ke M&S, Waitrose, Tesco dan Lidl.
Pasangan ini mengatakan para pekerja akan dikembalikan ke karavan jika tidak bisa bekerja dengan cepat dan ditinggalkan dengan utang semakin besar sehingga kesulitan untuk membayar. Padahal mereka harus bekerja agar dapat membayarkan kewajibannya.
Salah seorang pemetik buah mengatakan, ia meminjam uang pada agen PMI di Indonesia Rp75 juta.
Sialnya setibanya di Inggris hanya mampu mengantongi Rp3 juta per minggu.
Sudah dua bulan ia menganggur saat ini setelah dipecat dari perkebunan di Kent. Ia sekarang memiliki total utang masih sekitar Rp28 juta.
Saat dimintai keterangan, British Retail Consortium mengatakan supermarket yang mendapatkan pasokan dari Castleton “prihatin dengan tuduhan-tuduhan ini dan menyelidiki sebagai hal yang mendesak”.
Direktur Buah Castleton Ross Mitchell mengatakan dia tidak bisa mengomentari kasus-kasus tertentu, namun pihaknya sangat memperhatikan hak hak pekerja dan selalu diadakan audit tahunan. Menurutnya kesejahteraan pekerja amat penting dan dari 1000 pekerja tiap tahunnya ia mengembalikan 70 persen karena pelanggaran kesejahteraan.
Mitchell mengatakan pertaniannya memiliki 106 pekerja dari Indonesia. Dan 70 pekerja saat ini masih beraktivitas.
Pihaknya prihatin dengan kabar pembayaran yang diminta agensi pihak ketiga dan melaporkan masalah ini ke pemerintah agar ditindak lanjuti.
Saat ini jumlah PMI di Inggris mencapai 1.450 orang dan menggunakan visa pekerja musiman.
Demikian diungkapkan Kedubes Indonesia.
Kedubes mengatakan para pekerja disuplai empat agensi Inggris yang menggunakan skema Rekrutmen AG.
Kedutaan besar Indonesia di Inggris berpendapat jumlah ini lebih banyak dan adanya ketidakpercayaan PMI kepada pihak kedutaan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"