KONTEKS.CO.ID – ASEAN telah memetakan poin-poin strategis yang menjadi diskusi dengan Mitra ASEAN.
ASEAN menyepakati poin strategis tersebut menitikberatkan penguatan atau pembentukan kemitraan strategis di berbagai sektor termasuk perdagangan dan infrastruktur, serta penguatan keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
“ASEAN didorong menjadi kawasan yang stabil dan damai untuk menjadi jangkar stabilitas perekonomian global. Nakhoda dan navigasi Presidensi G20 di tengah berbagai situasi tantangan global telah mendapatkan apresiasi dari banyak negara dan Indonesia saat ini mempunyai kepercayaan yang tertinggi dari berbagai negara,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis 1 Desember 2022.
Sementara itu, menyongsong Chairmanship atau keketuaan ASEAN 2023, dimana Indonesia mendapat giliran, ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan. Yakni peningkatan eskalasi di selat Taiwan dan Myanmar.
Indonesia akan mengusulkan nama utusan khusus untuk Myanmar. Hal tersebut dikatakan periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pandu Prayoga kepada VOA.
Menurut Pandu, merupakan kewenangan Presiden Joko Widodo dan Kementerian Luar Negeri untuk menentukan seseorang atau tim yang kemudian bertugas menjadi utusan khusus perhimpunan ini untuk Myanmar. Menurutnya tugas utusan khusus tersebut sangat berat karena peluang untuk membantu menyelesaikan krisis politik di Myanmar makin kecil.
Pandu menegaskan penunjukan utusan khusus untuk Myanmar itu harus segera dilakukan karena mempertaruhkan citra Indonesia sebagai Ketua ASEAN dalam membantu menyelesaikan krisis di Myanmar.
Pandu mengakui ada pertentangan nilai di perhimpunan ini, antara non-intervensi serta demokrasi dan hak asasi manusia. Prinsip non-intervensi itu, kata Pandu, seharusnya tidak bersifat absolut. Di samping itu, ada perbedaan kepentingan antarnegara ASEAN. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"