KONTEKS.CO.ID – China tengah mempersiapkan pembangunan pangkalan pertamanya di bulan pada tahun 2028, sebelum mendaratkan astronot di sana pada tahun-tahun berikutnya. China tengah berpacu dengan meningkatnya tantangan atas dominasi NASA dalam eksplorasi ruang angkasa.
Pangkalan bulan kemungkinan akan ditenagai oleh energi nuklir, lapor Caixin. Konfigurasi dasarnya akan terdiri dari pendarat, hopper, pengorbit, dan penjelajah, yang semuanya akan dibangun oleh misi Chang’e 6, 7, dan 8.
“Astronot kami kemungkinan akan dapat pergi ke bulan dalam 10 tahun,” kata Wu Weiran, kepala perancang program eksplorasi bulan China, dalam sebuah wawancara dengan penyiar negara CCTV awal pekan ini, seperti ditulis NDTV.
Energi nuklir dipilih karena mampu mengatasi kebutuhan energi jangka panjang di stasiun bulan.
China telah meningkatkan ambisinya di luar angkasa dalam beberapa tahun terakhir, mengirim wahana ke bulan, membangun stasiun luar angkasanya sendiri, dan mengarahkan pandangannya ke Mars.
Rencana tersebut telah menempatkannya dalam persaingan langsung dengan AS.
NASA memiliki penjelajah di Planet Merah ini dan berusaha mengembalikan astronot ke bulan dekade ini untuk pertama kalinya sejak program Apollo berakhir pada 1970-an.
Baik China dan AS menghabiskan miliaran dolar tidak hanya untuk menempatkan manusia di bulan, tetapi juga untuk mengakses sumber daya yang dapat mendorong kehidupan di permukaan bulan atau mengirim pesawat ruang angkasa ke Mars.
Pada 2019, China menjadi negara pertama yang mendaratkan penjelajah di sisi jauh bulan, dan kemudian membawa kembali sampel bulan pertamanya.
Pangkalan tersebut dimaksudkan untuk menjadi pos terdepan pertama di Kutub bagia Selatan di bulan, area yang menurut para ilmuwan adalah tempat terbaik untuk menemukan air.
NASA juga menargetkan bagian bulan itu. China bertujuan untuk memperluas pangkalan menjadi stasiun penelitian internasional. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"