KONTEKS.CO.ID – Pemerintah AS khawatir tidak akan dapat memasok senjata yang cukup ke Taiwan karena sebagian besar dukungan militernya dialihkan ke Ukraina, The Wall Street Journal melaporkan pada hari Minggu, seperti dilansir TASS.
Menurut surat kabar itu, Washington terlambat mengirimkan senjata senilai $18,7 miliar dalam pengirimannya ke Taiwan. Misalnya, masih belum mengirim 208 senjata antitank Javelin atau 215 rudal Stinger permukaan-ke-udara ke pulau itu.
The Wall Street Journal mengatakan bahwa Washington telah gagal mengirimkan senjata senilai hampir $5 miliar tahun ini. Namun baik Pentagon maupun Departemen Luar Negeri tidak mengakui backlog tersebut.
Taiwan telah diperintah oleh pemerintahan lokalnya sejak 1949 ketika pasukan Kuomintang yang tersisa dipimpin oleh Chiang Kai-shek (1887-1975) melarikan diri ke pulau itu setelah menderita kekalahan dalam perang saudara di China.
Sejak saat itu, Taiwan melestarikan bendera dan beberapa simbol Republik Tiongkok lainnya yang telah ada di daratan Tiongkok sebelum Komunis berkuasa. Beijing menganggap pulau itu sebagai salah satu provinsinya dan posisi ini didukung oleh sebagian besar negara, termasuk Rusia.
AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan pada tahun 1979 dan menjalinnya dengan China. Sambil mengakui kebijakan “Satu China”, Washington terus mempertahankan kontak dengan pulau itu dan memasoknya dengan senjata.
Hal ini menimbulkan protes dari China daratan yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan dengan tegas memperingatkan terhadap setiap aspirasi separatis.
Ketegangan di Selat Taiwan meningkat tajam setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei pada 2-3 Agustus. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"