KONTEKS.CO.ID – Negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) mengutuk keras pembunuhan Kepala Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran oleh Israel.
Mereka menyebutnya sebagai “kejahatan agresi” dan “pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Iran”.
Para menteri luar negeri negara-negara anggota OKI bertemu di Jeddah, Arab Saudi, pada hari Rabu untuk pertemuan luar biasa tanpa batas waktu. Pertemuan luar biasa itu mengenai kejahatan Israel terhadap Palestina dan pembunuhannya terhadap Haniyeh, seminggu setelah ia tewas dalam serangan Israel di penginapannya di Ibu Kota Iran.
OKI mengatakan dalam komunike terakhirnya bahwa mereka mengutuk keras pembunuhan Ismail Haniyeh, mantan Perdana Menteri Palestina, saat berada di Teheran.
Negara OKI menganggap Israel, kekuatan pendudukan ilegal, sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan keji ini yang merupakan kejahatan agresi. Tindakan Zionis adalah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Sekaligus pelanggaran serius terhadap kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan nasional Republik Islam Iran.
Negara OKI Khawatir Agresi Israel Merusak Stabilitas Kawasan
Organisasi tersebut memperingatkan bahwa kejahatan Israel yang sedang berlangsung merusak keamanan dan stabilitas di kawasan. Untuk itu mereka menuntut intervensi segera dan efektif oleh Dewan Keamanan PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
OKI menegaskan kembali solidaritas yang tak tergoyahkan dengan rakyat Palestina dan kepemimpinan mereka dalam perjuangan mewujudkan haknya yang sah. “Termasuk hak untuk kembali, menentukan nasib sendiri. Dan terwujudnya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka. Tentunya dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya,” demikian bunyi salah satu komunike bersama Organisasi Kerja Sama Islam tersebut, melansir Irna, Kamis 8 Agustus 2024.
OKI juga mengutuk keras kejahatan perang, agresi, dan genosida yang terus dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Kota Al-Quds.
Organisasi tersebut tindakan Israel selama lebih dari 300 hari telah menyebabkan lebih dari 140.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menjadi martir dan terluka.
OKI menuntut terakhirinya segera agresi Israel dan kebijakan penyiksaan, kelaparan, dan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.
Organisasi tersebut mengadakan pertemuannya pada hari Rabu sebagai tanggapan atas permintaan Iran dan Palestina. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"