KONTEKS.CO.ID – Pria digigit ular di India. Kemudian ia membalasnya dengan menggigit ular tersebut sebanyak dua kali. Ajaib, justru ularnya yang meregang nyawa.
Insiden aneh ini terjadi pada Selasa malam. Saat itu, pekerja kereta api, Santosh Lohar, 35, sedang bekerja di kawasan hutan dekat Kota Nawada di Bihar, India.
Saat Lohar tertidur, tiba-tiba reptil itu menyerangnya. Dia bereaksi dengan cepat menangkap ular itu dan menggigitnya dua kali. Gigitannya sanggup membunuh makhluk itu.
Di beberapa wilayah India, terdapat takhayul yang menyatakan bahwa menggigit ular akan memindahkan racunnya kembali ke reptil tersebut.
“Di desa saya, ada kepercayaan bahwa jika seekor ular menggigit Anda, Anda harus membalasnya dua kali untuk menetralisir bisanya,” kata Lohar kepada India Today, Senin 8 Juli 2024.
Namun, spesies ular apa yang menggigitnya Lohar hingga berita ini tersusun belum dapat terkonfirmasi.
Pria Digigit Ular Sempat Dibawa ke RS
Usai digigit, rekan-rekannya membawa Lohar ke rumah sakit. Dia mendapat perawatan semalaman dan merespons pengobatan dengan baik, Times of India melaporkan.
Ya ia mendapatkan obat antibisa atau antivenom. Dia keluar dari rumah sakit keesokan harinya.
India adalah rumah bagi beragam spesies ular, termasuk beberapa yang sangat berbisa. Sejumlah ular paling berbahaya di negara ini termasuk kobra India (juga dikenal sebagai kobra berkacamata). Kemudian ada selat biasa, ular berbisa Russell, dan ular berbisa bersisik gergaji.
Keempat spesies ini kadang-kadang disebut “Empat Besar” karena racunnya yang kuat dan banyaknya luka akibat gigitan ular. India juga merupakan rumah bagi King Cobra yang berbisa dan selat berpita.
Menurut sebuah penelitian pada 2020, ular berbisa Russell menyumbang 43% gigitan ular di India antara tahun 2000 dan 2019. Kemudian ular krait 18% gigitan dan ular kobra 12%.
Pertanian pekerja sosial, penduduk pedesaan, dan mereka yang tinggal di dekat habitat ular mempunyai risiko lebih tinggi untuk ular berbisa gigit.
Menurut penelitian yang sama, terdapat 1,2 juta kematian akibat gigitan ular (rata-rata 58.000 per tahun) dari tahun 2000 hingga 2019.
“Sekitar 1,11–1,77 juta gigitan terjadi setiap tahunnya dengan sekitar 70% karena envenomasi. Sebanyak 58.000 di antaranya meninggal,” kata India Today.
Racun ular ini biasanya mengandung neurotoksin—yang menyebabkan gejala seperti penglihatan kabur, kelopak mata terkulai, dan kesulitan bernapa. Serta hemotoksin, yang menyebabkan nyeri, bengkak, memar, dan pendarahan.
Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan keadaan darurat medis akut yang meliputi syok, kelumpuhan, pendarahan, cedera ginjal akut. Bahkan kerusakan jaringan lokal yang parah yang dapat berakibat fatal atau menyebabkan cacat permanen jika tidak tertangani.
“Sebagian besar kematian dan konsekuensi serius akibat racun gigitan ular (paparan racun dari gigitan) dapat korban hindari. Yakni dengan akses tepat waktu terhadap antivenom yang aman dan efektif,” kata surat kabar tersebut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"