KONTEKS.CO.ID – Indonesia menduduki peringkat pertama di ASEAN dalam hal membuang makanan. Total sampah makanan yang terbuang mencapai 20,94 juta ton pada 2021.
Data ini terungkapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam dokumen Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.
Dalam dokumen tersebut, terungkap bahwa jumlah makanan sisa di Indonesia sangat tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Filipina berada di urutan kedua dengan 9,33 juta ton. Menyusul Vietnam dengan 7,35 juta ton, Thailand 5,48 juta ton, dan Brunei Darussalam dengan 34.000 ton.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan dari Sampah Makanan
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengungkapkan, nilai ekonomi dari makanan yang terbuang di Indonesia mencapai Rp551 triliun per tahun.
“Risiko kehilangan nilai ekonomi ini mencapai Rp551 triliun,” kata Suharso dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, baru-baru ini.
Pengelolaan makanan sisa yang lebih baik dapat mendukung ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, keberlanjutan lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Selain merugikan secara ekonomi, pengendalian fenomena food loss and waste ini juga dapat menyelesaikan masalah sampah di Indonesia.
“Apabila jumlah makanan sisa bisa ditekan, maka jumlah timbunan sampah juga akan berkurang,” kata Suharso.
Masalah makanan sisa di Indonesia cukup serius. Jika dimanfaatkan, sisa makanan tersebut sebenarnya bisa tergunakan untuk memenuhi 62% kebutuhan energi penduduk yang kekurangan makanan.
Pengelolaan sisa makanan yang baik juga akan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca mencapai 1.702,9 metrik ton CO2, setara dengan 7,29% emisi gas rumah kaca di Indonesia per tahun.
“Pengelolaan sisa pangan juga berkontribusi pada penurunan emisi,” tambah Suharso.
Langkah Antisipasi ke Depan
Pemerintah berkomitmen mencari solusi atas banyaknya makanan yang terbuang. Pengelolaan makanan yang baik tidak hanya dapat mengurangi jumlah sampah, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan energi 62% penduduk yang kekurangan energi.
Bappenas menyebutkan pengelolaan susut dan sisa pangan ini dapat memberikan dampak positif secara ekonomi dan lingkungan. Serta mendukung keberlanjutan ekosistem dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
“Pengelolaan susut dan sisa pangan tidak hanya mendukung ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi,” tulis Bappenas dalam dokumen tersebut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"