KONTEKS.CO.ID – Nama Mark Rutte semakin santer disebut sebagai calon terkuat untuk posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO mendatang.
Perdana Menteri (PM) Belanda yang akan segera lengser ini hanya tinggal selangkah lagi untuk menggantikan Jens Stoltenberg sebagai pemimpin aliansi militer Barat tersebut.
Potensi Rutte untuk memegang posisi bergengsi ini semakin mendekati kenyataan setelah dirinya memenangkan hati PM Hungaria, Viktor Orban.
Dalam sebuah pernyataan di laman X miliknya pada Selasa, 18 Juni 2024, Orban menyatakan dukungannya secara resmi.
“Hungaria siap mendukung pencalonan PM Rutte untuk menjadi Sekjen NATO,” tulis Orban.
Dukungan ini diperoleh setelah Rutte berjanji tidak akan mengerahkan pasukan Budapest atau meminta dana kepada Hungaria dalam mendukung blok itu terhadap Ukraina.
Selain Hungaria, Slovakia juga menunjukkan kesediaannya untuk mendukung Rutte.
“Republik Slovakia dapat membayangkan mendukung PM Belanda Mark Rutte sebagai pemimpin aliansi,” ujar Presiden Slovakia, Peter Pellegrini.
Bulan depan, NATO akan mengadakan pertemuan puncak tahunannya di Washington DC. Kemungkinan, Rutte akan mengambil alih jabatan ketua aliansi setelah pertemuan tersebut.
Daalam pertemuan tersebut juga akan membahas bagaimana memastikan dukungan militer jangka panjang untuk Ukraina.
Sebagai informasi, Sekjen NATO dipilih berdasarkan konsensus dari 32 anggota aliansi.
Dengan Hungaria dan Slovakia yang telah menyatakan dukungannya, kini hanya tinggal Rumania yang belum memberikan dukungan.
Saingan utama Rutte adalah Presiden Rumania, Klaus Iohannis. Namun ia tidak mendapatkan dukungan yang cukup dan diperkirakan akan segera mundur dari pencalonan.
Profil Mark Rutte
Mark Rutte merupakan seorang politisi sayap kanan-tengah dari Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD).
Ia telah menjadi PM Belanda selama 14 tahun dan baru-baru ini menyatakan akan mengundurkan diri.
Dia dikenal sebagai “Teflon Mark” karena kemampuannya bertahan dalam posisi sebagai PM.
Selain itu, Rutte juga dikenal dengan kebiasaannya mengajar ilmu sosial satu hari dalam seminggu di sekolah-sekolah di Den Haag selama masa jabatannya sebagai PM.
Hubungan Keluarga dengan Indonesia
Ternyata, Mark Rutte memiliki hubungan kekeluargaan dengan Indonesia. Sang ayah sempat tinggal dan bekerja di Jakarta.
Dalam laman Facebook Dutch Doku Channel, ayah Rutte, Izaäk Rutte, adalah salah satu direktur perusahaan Belanda, Jacobson Van den Berg & Co, di Indonesia.
Izaäk sempat menikah dengan Petronella Hermanna Dilling namun dia meninggal selama Perang Dunia II saat menjadi tawanan perang di Cideng, Jakarta Pusat.
Selanjutnya, Izaäk menikahi saudara perempuan Petronella, Hermina Cornelia Dilling.
“Orang tua saya harus memulai dari awal lagi beberapa kali dalam hidup mereka. Ayah saya berada di kamp penjara Jepang selama Perang Dunia II. Dia telah kehilangan istrinya. Ketika kembali, dia hanya membawa pakaian yang melekat di punggungnya. Dia kemudian menikahi ibu saya, saudara perempuan dari istri pertamanya,” kata Rutte dikutip dari The Indo Project.
Setelah perang berakhir, Izaäk dan keluarganya kembali tinggal di Jakarta hingga tahun 1958. Namun mereka harus kembali ke Belanda atas perintah Presiden Soekarno yang meminta sejumlah ekspatriat kembali ke negara asalnya.
“Kembali ke Belanda, mereka kembali harus memulai hidup dari awal. Ayah saya bekerja di sini di dealer mobil DAF,” tambah Rutte.
Dia menambahkan, orang tuanya menanamkan pesan penting untuk bekerja, tetap rendah hati, dan selalu ada untuk satu sama lain.
“Itulah yang mereka wariskan kepada saya,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"