KONTEKS.CO.ID – Korea Utara kembali menerbangkan ratusan balon berisi sampah ke Korea Selatan pada akhir pekan lalu.
Militer Korea Selatan dalam laporannya mengatakan, ini merupakan kali ketiga Korea Utara melakukan aksi serupa sejak akhir Mei.
Sebelumnya, aktivis Korea Selatan menerbangkan balon mereka berisi selebaran propaganda ke Korea Utara.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, sekitar 330 balon terbang dari Korea Utara sejak Sabtu, 8 Juni 2024 malam.
Sekitar 80 balon ditemukan di wilayah Korea Selatan pada Minggu, 9 Juni 2024 pagi.
“Angin bertiup ke arah timur pada Sabtu malam, sehingga banyak balon melayang menjauh dari wilayah kami,” kata juru bicara militer.
Balon-balon yang mendarat di Korea Selatan membawa sampah, termasuk plastik dan kertas. Beruntung tidak ada zat berbahaya di dalamnya.
Militer Korea Selatan telah mengerahkan unit reaksi cepat kimia dan tim pembersihan bahan peledak untuk menangani balon dan material yang ditemukan.
Militer juga memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan tidak menyentuh balon yang ditemukan, melainkan melaporkannya kepada pihak berwenang.
Dalam dua kampanye balon sebelumnya, otoritas Korea Selatan menemukan sekitar 1.000 balon yang diikat pada tas vinil berisi kotoran, puntung rokok, potongan kain, limbah baterai, dan kertas bekas.
“Tidak ada bahan yang sangat berbahaya yang ditemukan, dan tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan,” tambah juru bicara tersebut.
Sebagai tanggapan atas tindakan Korea Utara, Korea Selatan menangguhkan perjanjian pereda ketegangan tahun 2018 dengan Korea Utara.
Langkah ini memungkinkan Korea Selatan untuk memulai kembali latihan militer dengan peluru tajam dan siaran pengeras suara propaganda anti-Korea Utara di wilayah perbatasan.
“Tindakan ini pasti akan membuat marah Korea Utara dan mendorong mereka untuk mengambil langkah balasan militer,” kata seorang analis pertahanan.
Korea Utara sangat sensitif terhadap kampanye selebaran sipil Korea Selatan dan siaran propaganda garis depan. Sebagai informasi, Korea Utara melarang akses terhadap berita asing bagi sebagian besar dari 26 juta penduduknya.
Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, adalah generasi ketiga dari keluarganya yang memerintah dengan tangan besi sejak tahun 1948.
Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara, Kim Kang Il, sebelumnya mengancam akan melanjutkan kampanye balon jika aktivis Korea Selatan terus mengirimkan selebaran.
Namun, kelompok sipil Korea Selatan yang dipimpin oleh pembelot Korea Utara Park Sang-hak meluncurkan 10 balon dari kota perbatasan pada hari Kamis, 6 Juni 2024.
Balon tersebut membawa 200.000 selebaran anti-Korea Utara, stik USB dengan lagu-lagu K-pop dan drama Korea Selatan, serta uang kertas USD1 AS.
Media Korea Selatan juga melaporkan kelompok aktivis lain menerbangkan balon berisi 200.000 selebaran propaganda pada hari Jumat, 7 Juni 2024.
Pejabat Korea Selatan menyebut peluncuran balon sampah oleh Korea Utara sebagai tindakan yang “tidak masuk akal, tidak rasional. Korea Selatan berjanji akan memberikan tanggapan tegas.
“Ini adalah provokasi yang tidak dapat kami abaikan,” kata seorang pejabat senior pemerintah.
Kampanye balon oleh Korea Utara juga dianggap sebagai upaya untuk menimbulkan perpecahan di Korea Selatan.
Beberapa anggota parlemen dari Partai Liberal, kelompok masyarakat sipil, dan warga garis depan telah meminta pemerintah untuk mendesak para aktivis agar berhenti menerbangkan balon.
Namun, pemerintah belum mengajukan permohonan resmi sejalan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi tahun lalu yang membatalkan undang-undang yang mengkriminalisasi selebaran anti-Korea Utara sebagai pelanggaran kebebasan berpendapat.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"