KONTEKS.CO.ID – Tentara Israel terus melakukan serangan udara di wilayah Rafah, Gaza Selatan pada Kamis, 9 Mei 2024.
Israel mengabaikan peringatan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyatakan tidak akan memberikan dukungan dalam hal memberikan senjata ofensif kepada Israel.
Seorang pejabat senior Israel menyatakan, perundingan tidak langsung telah berakhir di Kairo.
Alhasil Israel memutuskan untuk melanjutkan operasinya di Rafah dan bagian lain dari Jalur Gaza sesuai rencana sebelumnya.
“Jika perlu, kami akan bertempur dengan kuku-kuku kami,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, yang Reuters kutip pada Jumat 10 Mei 2024.
Di sisi lain, di Gaza, kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam melaporkan telah menembakkan roket anti-tank dan mortir ke arah tank-tank Israel yang berkumpul di pinggiran timur kota itu.
Warga dan petugas medis di Rafah melaporkan, serangan udara Israel di dekat sebuah masjid telah menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai beberapa lainnya.
Serangan tersebut juga menghantam dua rumah di daerah Sabra, Rafah dan menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Menurut keterangan dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina.
Korban luka tembus hampir 80.000 orang. Sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
AS tetap berharap agar Israel tidak melancarkan operasi penuh di Rafah.
Mereka tidak yakin hal itu akan memajukan tujuan Israel untuk mengalahkan Hamas.
Terkait dengan peringatan dari Presiden Biden, juru bicara Angkatan Bersenjata Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan, Israel memiliki amunisi yang dibutuhkan untuk operasi di Rafah dan operasi-operasi lain yang direncanakan.
Pasukan bersenjata Israel telah menewaskan 50 orang bersenjata Palestina di Rafah timur dan menemukan beberapa terowongan.
Hingga saat ini, Hamas belum memberikan komentar terkait situasi tersebut.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"