KONTEKS.CO.ID – Senat Amerika Serikat menyetujui undang-undang yang melarang impor uranium Rusia.
Keputusan pada Selasa, 30 April 2024 ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengganggu upaya Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Tindakan tersebut disetujui secara bulat, menandakan kesepakatan universal di antara para senator.
RUU yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan Desember itu, bertujuan untuk menghentikan impor uranium dari Rusia dalam waktu 90 hari setelah diberlakukan.
Namun, RUU ini juga mencakup keringanan jika terjadi kekhawatiran akan pasokan untuk reaktor nuklir dalam negeri.
Selain itu, RUU ini menyediakan dana sebesar USD2,7 miliar untuk membangun industri pengolahan uranium dalam negeri.
Menurut Administrasi Informasi Energi AS, pembangkit listrik tenaga nuklir AS saat ini mengimpor sekitar 12% uraniumnya dari Rusia.
Dengan melarang impor uranium Rusia, Amerika Serikat berusaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya nuklir dari negara yang menjadi sumber ketegangan geopolitik.
Senator AS John Barrasso, yang juga petinggi Partai Republik di Komite Energi Senat dan berasal dari negara bagian Wyoming yang kaya akan uranium, menyatakan dukungannya terhadap RUU tersebut.
“Wyoming memiliki uranium untuk menggantikan impor Rusia, dan kami siap menggunakannya,” ujarnya.
Tindakan ini juga dipandang sebagai langkah untuk membatasi kemampuan Rusia dalam membiayai mesin perangnya.
Selain itu, dengan menghidupkan kembali produksi uranium dalam negeri, Amerika Serikat berharap untuk memulai investasi dalam rantai pasokan bahan bakar nuklir yang independen dari pengaruh musuh.
Langkah ini AS ambil sebagai bentuk dukunga terhadap Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Pekan lalu, Presiden Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang bantuan luar negeri yang memberikan bantuan miliaran dolar kepada Ukraina.
RUU ini kemungkinan akan Presiden Joe Biden tandatangani menjadi undang-undang, seiring dengan permintaan dari Dewan Keamanan Nasional untuk memberlakukan larangan tersebut.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional menyatakan langkah tersebut akan memberikan jaminan kepada industri, sekutu, dan mitra bahwa AS telah membuat keputusan yang jelas untuk membangun pasokan bahan bakar nuklir yang aman dan independen dari pengaruh musuh.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"