KONTEKS.CO.ID – Banjir bandang dan tanah longsor di Kenya tengah menewaskan sedikitnya 45 orang. Selain itu, bencana alam ini juga melukai 110 orang lainnya.
Banjir dan tanah longsor ini melanda Kota Mai Mahiu, Senin, 29 April 2024.
Polisi awalnya menyebut banjir dan tanah longsor itu karena bendungan jebol.
Namun Kementerian Air kemudian mengatakan banjir tersebut terpicu terowongan sungai di bawah tanggul kereta api yang tersumbat oleh puing-puing.
“Air menyapu jalur kereta api dan mulai bergerak ke hilir dengan kecepatan sangat tinggi sehingga menyebabkan kerusakan harta benda dan korban jiwa,” kata kementerian tersebut.
Menteri Dalam Negeri, Kiture Kindiki dalam sebuah pernyataan mengatakan, 45 jenazah telah terevakuasi di sepanjang jalur banjir bandang dan tanah longsor.
“Pencarian, penyelamatan dan pemulihan masih berlangsung,” katanya.
Rekaman menunjukkan sebagian besar rel kereta api, tanggul dan pepohonan tersapu ke bawah.
Beberapa jam setelah hujan reda dan air banjir mulai surut, warga sekitar mengeluarkan sepeda motor dan barang-barang rumah tangga dari lumpur.
Joel Kuria, seorang petani, terbangun karena teriakan istri dan kedua anaknya. Rumahnya pun bergetar.
“Saat itu sangat gelap, namun kami berhasil meninggalkan rumah tepat waktu sebelum air yang mengalir menyapu semuanya termasuk ternak kami,” katanya kepada Reuters dari tempat ia berkemah di pusat kota.
Kematian tersebut membuat jumlah korban jiwa akibat hujan lebat dan banjir di seluruh Kenya sejak bulan lalu menjadi lebih dari 140 orang.
Sementara itu lebih dari 185.000 orang terpaksa mengungsi.
“Di ibu kota Nairobi saja, hampir 10.000 orang harus meninggalkan rumah mereka,” kata Presiden William Ruto kepada Reuters dalam wawancara.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"